... Jika gerakan semacam KAMI ini tidak muncul, maka demokrasi kita sebenarnya sedang berada dalam ancaman...
Jakarta (ANTARA) - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR, Fadli Zon, mengatakan gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) adalah gerakan untuk menyelamatkan demokrasi dari ancaman minimnya checks and balances.

Ia mengatakan demokrasi sudah berjalan dua puluh tahun, namun hampir semua tuntutan rakyat saat itu kini sedang dipertentangkan lagi. Dulu rakyat menentang korupsi dan nepotisme, misalnya, namun kini korupsi dan tindakan menjurus nepotisme semakin sering terjadi.

"Jika gerakan semacam KAMI ini tidak muncul, maka demokrasi kita sebenarnya sedang berada dalam ancaman," kata dia, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Deklarasi KAMI, Din Syamsudin sebut 150 tokoh bergabung

Pada saat kanal-kanal politik yang seharusnya dapat menyalurkan kegelisahan publik dianggap macet, ia menilai wajar muncul para tokoh dari masyarakat mendeklarasikan KAMI.

Ia mengatakan orang-orang yang mendeklarasikan KAMI bukan berarti pihak kalah, karena demokrasi tidak mengenal kalah dan menang.

Mereka yang ikut mendeklarasikan KAMI juga memiliki reputasi yang terhormat dalam pergerakan demokrasi di Indonesia dan dia menilai mereka mampu menjadi juru bicara bagi rakyat.

Baca juga: Din Syamsuddin: KAMI siap berdiskusi dengan siapapun

“Jadi, tokoh-tokoh yang mendeklarasikan KAMI kemarin bukanlah orang-orang kalah. Sebagian merupakan senior citizens yang punya reputasi terpuji. Mereka adalah orang-orang yang mewakafkan diri untuk meluruskan jalan yang bengkok. Dalam bingkai demokrasi, posisi mereka sangat terhormat,” ujar dia.

Ia mengatakan jangan sampai di masa demokrasi, justru juru bicara rakyat semakin sedikit. Sebab, itu dapat menjadikan kekuasaan akan sulit dikontrol oleh rakyat, yang telah memandatkan nya kepada para penguasa.

"Bagi saya, kehadiran KAMI merupakan vitamin bagi demokrasi," kata dia. 

Baca juga: Deklarasi KAMI, Megawati: Banyak yang ingin jadi Presiden

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020