Kami akan konsultasikan dulu dengan Satgas COVID-19 Kabupaten Cilacap
Cilacap (ANTARA) - Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, akan mengonsultasikan kemungkinan penyelenggaraan Festival Nelayan Cilacap 2020 (prosesi sedekah laut) kepada Satgas Penanganan COVID-19 setempat karena masih dalam masa pandemi.

"Kami akan konsultasikan dulu dengan Satgas COVID-19 Kabupaten Cilacap. Selain itu, kami juga masih menunggu surat dari HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) terkait dengan waktu penyelenggaraan kegiatan tersebut karena sampai sekarang suratnya belum masuk," kata Kepala Dinporapar Kabupaten Cilacap Heroe Harjanto di Cilacap, Kamis.

Baca juga: Nelayan Cilacap nekat melaut meskipun gelombang tinggi

Ia mengatakan jika agenda wisata budaya tahunan tersebut tetap dilaksanakan, kemungkinan penyelenggaraannya dibuat seminimalis mungkin hanya untuk melestarikan adat nelayan Cilacap.

Kendati dibuat seminimalis mungkin, dia mengakui hal itu tidak menutup kemungkinan memicu terjadinya kerumunan massa.

Padahal, kata dia, kondisi saat ini belum memungkinkan untuk penyelenggaraan kegiatan yang melibatkan massa karena masih dalam situasi pandemi COVID-19.

Baca juga: Nelayan diimbau waspadai gelombang tinggi di laut selatan Jabar-DIY

"Itu (kerumunan massa) yang saya pikirkan karena masyarakat yang datang dari mana-mana. Kami masih menunggu surat dari HNSI, karena ternyata konfirmasi positifnya (COVID-19 di Cilacap) masih tinggi. Jangan sampai menjadi klaster," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua HNSI Kabupaten Cilacap Sarjono mengatakan pihaknya akan menggelar rapat dengan seluruh ketua rukun nelayan di Cilacap terkait dengan rencana kegiatan festival nelayan atau sedekah laut.

Baca juga: Basarnas: Seorang nelayan hilang di perairan Teluk Penyu Cilacap

"Besok Jumat (7/8) kami akan menggelar rapat dengan seluruh ketua rukun nelayan di Kabupaten Cilacap. Saya akan berikan arahan," jelasnya.

Kegiatan sedekah laut merupakan tradisi tahunan yang sudah berlangsung sejak zaman pemerintahan Adipati Cakrawerdaya III pada 1817.

Namun, tradisi tersebut sempat terhenti dan dihidupkan kembali semasa Bupati Poedjono Pranjoto pada 1982 hingga sekarang dan sejak tahun 2019, prosesi tersebut menjadi bagian dari kegiatan Festival Nelayan Cilacap. 

Baca juga: Nelayan Ujungmanik Cilacap evakuasi paus terdampar di sungai

 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020