Jakarta (ANTARA) - Peneliti di Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syarifah Aini Dalimunthe mengatakan intervensi klaster membantu dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di Jepang.

"Salah satu langkah kunci mencegah penyebaran COVID-19 adalah untuk mencegah terjadinya kluster," kata Syarifah dalam seminar virtual "Managing COVID-19 Pandemic: Experiences from Japan and Lesson Learned for Indonesia", Jakarta, Jumat (24/7).

Syarifah mengatakan pemerintah Jepang berupaya untuk mencegah timbulnya klaster penularan.

Setiap kali rumah sakit mengkonfirmasi kasus baru, pemerintah Jepang mengirim tim ahli medis dan data untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mencari dan menguji siapa saja yang telah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi.

Untuk mengurangi kasus kematian COVID-19, Jepang juga menyediakan asuransi kasus kesehatan universal yang bagus di mana usia harapan hidup rata-rata 83 tahun.

Jepang juga memiliki sistem kesehatan nasional yang dapat diakses, murah, dan luas. Sejak usia 65 tahun, semua warga negara terdaftar dalam program layanan perawatan senior, yang mencakup penjemputan di rumah ke pusat penitipan siang hari senior dan meminta dokter dan perawat menelepon ke rumah.

Suatu survei tahun 2015 menemukan bahwa hanya 15 persen orang Jepang tidak mencuci tangan setelah menggunakan toilet. Sementara di Indoensia, hanya 18,5 persen yang mencuci tangan.

Orang Jepang juga memiliki budaya haji atau hazukashii. Dengan demikian ketika pemerintah menyarankan untuk tidak bepergian, diam di rumah, dan mengurangi kegiatan sosial, maka setiap orang Jepang akan mengikuti saran itu tanpa perlu pemerintah memerlakukan sanksi hukum.

"Individu Jepang membuat dirinya rentan terhadap rasa malu dengan mengungkapkan dirinya," ujarnya.

Baca juga: Peneliti: kebiasaan gunakan masker di Jepang sudah ada sejak era Edo
Baca juga: Diam di rumah kerelaan hati menghadapi pandemi COVID-19
Baca juga: Peneliti LIPI: Terjemahkan jargon ilmiah COVID-19 dalam bahasa rakyat

 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2020