Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau mewajibkan jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pegawai honorer untuk menjalani tes usap massal pada bulan Agustus mendatang, sebagai antisipasi lonjakan kasus positif COVID-19 yang terjadi di daerah itu.

"Gubernur sudah menginstruksikan seluruh pegawai di jajaran Pemprov Riau untuk menjalani tes usap (swab)," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Nazir dalam pernyataan di Pekanbaru, Kamis.

Riau mengalami lonjakan kasus positif COVID-19 dalam beberapa hari terakhir. Pada Rabu (22/7) terjadi penambahan 38 kasus yang merupakan jumlah terbanyak yang diumumkan dalam sehari di daerah berjuluk "bumi lancang kuning" itu.

Jumlah kasus positif COVID-19 di Riau kini mencapai 350 karena pada Kamis ini bertambah dua pasien baru.

Baca juga: Riau tingkatkan kapasitas lab biomolekuler dukung tes usap massal

Baca juga: Minim, partisipasi pedagang tradisional saat uji usap di Pekanbaru


Mimi mengatakan uji usap massal bagi seluruh ASN Pemprov Riau direncanakan berlangsung pada 5 Agustus 2020. Seluruh pegawai harus mengikutinya, terutama ASN yang bertugas pada pelayanan publik dan fasilitas kesehatan, seperti Satpol PP, dinas perhubungan, kantor Samsat.

"Mereka ini sehari-hari melayani masyarakat," ujarnya. Pegawai di instansi pelayanan publik termasuk rentan tertular virus mematikan itu.


Target tak tercapai

Pemprov Riau kini juga gencar melakukan tes usap massal di tempat keramaian, dan pada Kamis ini berlangsung di Pasar Bawah, Kota Pekanbaru. Tes usap gratis di pasar wisata di Pekanbaru itu berlangsung pada pukul 08.00 hingga 12.00 WIB.

"Target kita hari ini melakukan usapan kepada masyarakat sebanyak 500 orang," katanya.

Meski gratis, jumlah warga yang mengikuti tes usap massal tidak mencapai target. Jumlah spesimen yang didapatkan dari uji usap massal hanya mencapai 258 sampel.

"Sebaiknya masyarakat memanfaatkan ini melaksanakan usapan yang kita lalukan. Kalau usap mandiri, biaya lumayan besar. Boleh juga bawa keluarganya," katanya.

Ia mengatakan setiap penyelenggaraan usapan massal di pasar tradisional, diakuinya tidak banyak pedagang yang bersedia ikut. Pedagang banyak beralasan takut apabila nanti terbukti positif COVID-19 tidak bisa lagi berdagang.

"Mereka khawatir kalau nanti hasilnya positif, siapa yang akan menggantikan berjualan di kedainya," ujar Mimi Nazir.*

Baca juga: 35 tahanan di Riau tes usap akibat muncul kasus baru COVID-19

Baca juga: Riau gencarkan tes usap pada kasus tenaga kesehatan positif COVID-19

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020