Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) di wilayah itu memberi kontribusi yang besar terhadap perkembangan anak-anak.
Tanjungpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menerima penghargaan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) karena dinilai sebagai pemerintah daerah (pemda) yang memiliki komitmen mendukung eksistensi lembaga itu di daerah.

Sekretaris Daerah Kepri Tengku Said Arif Fadillah, di Tanjungpinang, Rabu, mengatakan, Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) di wilayah itu memberi kontribusi yang besar terhadap perkembangan anak-anak.

Pemprov Kepri pun menempatkan persoalan yang menyangkut perkembangan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa pada posisi yang penting.

"Kami mengucapkan terima kasih setinggi- tingginya kepada KPAI dan KPPAD Kepri, karena menjadi salah satu provinsi yang mendapat penghargaan dalam hal komitmen dibidang kepedulian terhadap anak," ujar Arif saat mengikuti Penganugerahan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2020 secara virtual di Ruang Rapat Utama Kantor Pemprov Kepri.

Sedangkan empat Kementerian yang menerima Anugerah tersebut ialah Kementerian Sosial, Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan yang memiliki komitmen dalam penyelenggaraan perlindungan anak dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak diberi penghargaan khusus mandat dari Presiden karena dianggap mempunyai sejumlah inovasi termasuk upaya perjuangan melakukan penguatan kelembagaan.

Sekdaprov mengapresiasi setinggi tingginya kepada jajaran Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat Kepri dan pihak kepolisian yang telah bekerja secara maksimal untuk melakukan pembinaan kepada anak anak di Kepri.

Ia berharap program kegiatan yang positif untuk perlindungan dan perkembangan anak ditingkatkan lagi. Seluruh pihak yang memiliki tugas yang sama agar dapat bersinergi sehingga program untuk anak-anak dapat membuahkan hasil yang maksimal.

"Karena kita tahu, keberhasilan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), semua bekerja dan didukung oleh aparat hukum terutama kepolisian. Ke depan anak-anak harus kita jaga, kita bimbing supaya menjadi generasi yang berkualitas," ucapnya.

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan cara perlindungan, merawat dan menjaga anak akan menentukan keberhasilan Indonesia emas pada 2045.

"Bagaimana kita merawat, melindungi, memelihara dan mengasihi anak akan menentukan ia akan jadi apa di masa depan," kata dia.

Muhadjir Effendy menganalogikan saat ini semua pihak, terutama orang tua, sedang menanam tanaman yang nanti dipanen kira-kira 30 hingga 40 tahun oleh bangsa Indonesia.

Ia mengatakan masa depan Indonesia yang berdaya saing dan unggul berada di tangan 30,1 persen penduduk atau sekitar 79,55 juta anak.

"Kita bayangkan kalau ada anak yang sekarang umur 10 tahun berarti nanti 2045 atau Indonesia emas, umurnya sudah 35 tahun," katanya.

Anak-anak yang saat ini sedang dalam masa pertumbuhan maka pada 2045 bisa saja mereka menjadi menteri, bahkan presiden, ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla tersebut juga mengingatkan dalam diri anak terdapat semacam "kotak hitam" yang tidak diketahui isinya apa saja.

"Di dalam kotak hitam itu ada situasi yang kompleks, dan kotak hitam ini akan menentukan anak akan menjadi apa," katanya

Meskipun demikian, setiap orang tua dan pihak-pihak terkait tidak bisa menyerahkan sepenuhnya kotak hitam itu pada anak, dengan kata lain perlu ada intervensi untuk arah masa depannya yang baik.

"Tetapi kita memang tidak bisa 100 persen menentukan masa depan anak karena setiap anak memiliki bawaannya," demikian Muhadjir Effendy.

Baca juga: Masih berisiko, KPAID Kepri rekomendasikan tunda buka sekolah

Baca juga: Kak Seto ajak ibu-ibu di Kepri mendidik anak dengan nyanyian

Baca juga: Gubernur Kepri dorong orang tua biasakan anak ke masjid

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020