Mereka-mereka pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang besar, tentu masih bisa 'survive', namun yang kecil-kecil ini semuanya butuh bantuan....
Semarang (ANTARA) -
Para pelaku ekonomi kreatif di Jawa Tengah yang terdampak pandemi COVID-19 menerima bantuan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Penyerahan bantuan secara simbolis sebanyak 38.270 paket sembako dilakukan oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Kemenparekraf Rizki Handayani kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di depan kantor gubernur di Semarang, Selasa.

Usai menerima bantuan, Ganjar secara simbolis melepas ratusan petugas Babinkamtibmas yang dipercaya untuk menyalurkan bantuan itu langsung kepada penerima yang berhak.

"Tentu kami sangat berterima kasih dengan  bantuan ini sebab, wabah COVID-19 ini telah membuat banyak pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Jawa Tengah  terdampak, istilah saya itu 'thek sek' (mati)," kata Ganjar.

Baca juga: Startup ditantang bangkitkan ekonomi kreatif & pariwisata lewat BEKUP

Menurut Ganjar, selama pandemi COVID-19  sejak Maret 2020, semua kegiatan pariwisata di Jateng berhenti total sehingga membuat ribuan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif kehilangan pendapatan.

"Mereka-mereka pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang besar, tentu masih bisa 'survive', namun yang kecil-kecil ini semuanya butuh bantuan. Maka kalau hari ini ada tambahan amunisi ini, tentu akan memperkuat masyarakat di tingkat bawah," ujarnya.

Bantuan paket sembako dari Kemenparekraf itu, lanjut Ganjar, dapat membuat pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang selama ini tidak mendapat pemasukan lebih tenang.

"Minimal dapur mereka dipastikan tetap mengepul selama masa pandemi, kalau dapurnya sudah aman, dia akan bisa berusaha menggelindingkan ekonominya. Ide dan kreativitas pasti muncul. Mudah-mudahan, ini bisa segera bangkit," katanya.

Baca juga: Pelaku pariwisata diajak manfaatkan insentif pemulihan ekonomi

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menyebutkan bahwa sudah ada 91 destinasi wisata di Jawa Tengah yang mulai dibuka, namun sebelumnya sudah melakukan simulasi dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Tetap kami awasi dengan protokol kesehatan yang ketat. Kita tidak mau terjadi gelombang kedua yang diakibatkan pembukaan pariwisata," ujarnya.
 

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020