Padang (ANTARA News) - PDAM Kota Padang, Sumatera Barat, mulai mengoperasikan 26 unit tanki air bantuan Dinas PU Sumbar dan dari luar Sumbar guna mengatasi krisis air bersih bagi warga Padang pasca gempa 7,6 SR.

"Diharapkan warga tidak lagi menggunakan air banda bakali dan sungai untuk aktivitas mandi, cuci dan buang air besar (MCK)," kata Humas PDAM Kota Padang, Alfitra di Padang, Rabu.

IPAL PDAM di Gunung Pangilun yang berkapasitas 500 liter per detik rusak berat akibat gempa sehingga suplai air bersih untuk duapertiga wilayah kota Padang terganggu.

Suplai air juga terganggu akibat banyak pipa air bocor dan perbaikan mesti dikebut sejak hari pertama setelah gempa, sedangkan penyaluran air bersih akan normal setelah sebulan ke depan.

"Rabu ini PDAM melakukan uji coba operasi pipa darurat guna tanggap darurat selama seminggu," katanya sembari berharap air bisa segera kembali mengalir ke rumah warga.

Ia menyebutkan, 26 unit tanki itu diprioritaskan untuk rumah sakit, dapur umum, dan terakhir masyarakat, serta diberikan secara gratis baik kepada pelanggan dan non pelanggan.

"Untuk mengatasi kesulitan warga dalam menyuplai air bersih, PDAM juga sudah memasang 29 unit hidran umum yang disebar pada 129 titik," katanya.

Itu masih ditambah lima unit IPAL mini bantuan dari Dinas PU di Kampung Koto, Sungai Batang Kuranji, Banda Bakali, di belakang Transito dengan mengolah air laut menjadi air tawar.

PDAM mengungkapkan, akibat gempa pihaknya merugi Rp50 miliar, menyusul rusaknya IPAL dan pipa-pipa saluran air tersier. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009