Jakarta (ANTARA) - General Motors Co. terus menujukkan komitmen untuk memperluas posisi mereka di pasar otomotif Korea Selatan, dengan memperkenalkan lebih banyak kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di tengah meningkatnya minat terhadap mobil listrik di negara tersebut.

kepala insinyur arsitektur di Program Otonomi dan Listrik Kendaraan GM, Jesse Ortega mengatakan produsen mobil asal Detroit, AS itu benar-benar berkomitmen untuk membuat EV menjadi kenyataan di Korea.

"Itu (Korea Selatan) adalah pasar yang sangat urban, sangat maju secara teknologi dengan basis pelanggan yang lebih penting yang mengerti teknologi yang memberi kami kesempatan untuk melakukan itu. Anda mendapatkan infrastruktur yang kuat dari IT," kata Ortega dikutip dari Kantor Berita Yonhap, Senin.

Baca juga: Honda AS akan ekspor ke Korea?

Seperti diketahui pada bulan ini, GM telah meluncurkan EV Bolt 2020 yang dapat melakukan perjalanan hingga 414 kilometer dengan sekali pengisian, di pasar Korea. Sebanyak 9.332 Bolt EV dijual di sini selama tiga tahun terakhir hingga 2019.

"Secara global, GM berencana untuk mengungkapkan dua model EV baru lainnya tahun ini, seperti SUV Cadillac Lyriq dan GMC Hummer Electric Vehicle menjelang peluncuran mereka di Amerika Utara dan pasar lain mulai tahun depan," kata Wakil Presiden Senior GM Steve Kiefer.

Peluncuran yang direncanakan itu sejalan dengan komitmen mereka untuk meningkatkan adanya nol tabrakan, nol emisi, dan nol kemacetan. Seiring dengan strategi kendaraan yang hadir di masa depan.

Pembuat mobil AS itu mengatakan, mereka akan mengalokasikan lebih dari $ 20 miliar dolar AS untuk pembangunan EV dan proyek kendaraan otonom dari 2020 hingga 2025.

Untuk mendorong strategi "unwavering", GM mengatakan akan terus bekerja sama dengan pemasok baterai asal Korea seperti LG Chem Ltd.

Baca juga: Kia Soul EV kendaraan tanpa emisi

LG Chem mendirikan usaha patungan 50:50 dengan GM pada tahun lalu untuk membangun pabrik sel baterai senilai 2,3 miliar dolar AS di Lordstown, Ohio, untuk memasok kendaraan listrik GM. Konstruksi pabrik akan dimulai tahun ini.

"Kemitraan kami dengan LG Chem akan memberi kami teknologi baterai, dan kami merasa ini akan memungkinkan untuk mengarahkan biaya baterai jauh di bawah 100 dolar AS per kilowatt hour di awal siklus platform," kata Kiefer.

Wakil Presiden Program Kendaraan Otonom dan Listrik GM. Kenn Morris enggan berkomentar lebih mengenai masa dpea perusahaan yang akan mengembangkan baterai yang tahan hingga berjuta mill bersama LG Chem.

"Kami tidak memiliki berita untuk dibagikan tentang rencana masa depan karena kami memfokuskan upaya kami untuk memproduksi sel baterai Ultium dalam kemitraan dengan LG Chem," tegas dia.

Jika terisi penuh, sel baterai Ultium akan memungkinkan kendaraan listrik itu berjelajah hingga jarak 500 hingga 600 mil (800 hingga 970 kilometer).

Saat ini, pasar baterai EV telah mengalami kemajuan karena produsen mobil sedang berlomba untuk membangun mobil listrik yang ramah lingkungan. Pembangunan mobil listrik itu sejalan dengan adanya peraturan yang ketat tentang emisi gas rumah kaca, yang menurut para ilmuwan patut disalahkan atas pemanasan global.

Ketua dan CEO GM, Mary Barra mengatakan pada bulan Desember bahwa GM berharap untuk bisa berkolaborasi dengan LG Chem pada teknologi sel masa depan.

"Menggabungkan keahlian manufaktur kami dengan teknologi sel baterai terkemuka LG Chem akan membantu mempercepat pengejaran masa depan yang serba listrik. Itu akan terus meningkatkan nilai yang kami berikan kepada pelanggan kami," kata Barra dalam komentar yang diposting di situs web perusahaan.


Baca juga: GM kembangkan baterai Ultium, siap saingi Tesla

Baca juga: GM tunda pengenalan Hummer EV

Baca juga: Riset: Mobil listrik kian diminati mulai 2021

 
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020