Potret perjuangan guru di desa terpencil mengantarkan tugas sekolah

  • Minggu, 21 Juni 2020 06:28 WIB

Kepala Sekolah SMP N 4 Bawang Mulud Sugito (kiri) dan guru Wiyata Bhakti bersiap mengantarkan lembar tugas langsung ke rumah siswa di SMP Negeri 4 Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Dampak pandemi COVID-19 yang mengharuskan pembelajaran jarak jauh, para guru ini harus mengantar tugas ke rumah siswa karena keterbatasan dukungan infrastruktur telekomunikasi dan akses internet di lokasi tempat tinggalnya. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/pras.

Kepala Sekolah SMP N 4 Bawang Mulud Sugito (kanan) dan guru Wiyata Bhakti berjalan kaki guna mengantar lembar tugas siswa langsung ke rumahnya di Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Tidak semua tenaga pendidik menguasai sistem daring untuk pembelajaran jarak jauh. Siswa pun juga ada yang tidak memiliki telepon genggam. Akhirnya Sugito bersama 11 guru Wiyata Bhakti lainnya sepakat untuk melakukan “jemput bola” dengan mengantar tugas sekolah secara langsung ke rumah siswa. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/pras.

Suasana lokasi perkampungan salah satu siswa SMP N 4 Bawang yang terlihat dari SMP N 4 Bawang di Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Sekolah yang terletak di Dusun Sigemplong, Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang ini terletak di wilayah paling selatan Kabupaten Batang yang bersebelahan dengan kawasan wisata Dieng. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/pras.

Kepala Sekolah SMP N 4 Bawang Mulud Sugito (kanan) dan guru Wiyata Bhakti menaiki bukit saat mengantar lembar tugas siswa secara langsung ke rumahnya di Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Setiap Senin pagi, kepala sekolah dan guru membagi tugas untuk mengantar tugas sekolah ke rumah siswa. Total keseluruhan siswa kelas VII sampai IX mencapai 43. Namun untuk saat ini, yang masih aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) hanya kelas VII dan VIII yang berjumlah 35 siswa. Guru harus menyusun program belajar dan tugas yang bisa digunakan siswa saat belajar di rumah selama satu minggu. Kemudian pada hari Sabtu, guru mengambil kembali hasil pengerjaan siswa untuk dikoreksi. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/pras.

Kepala Sekolah SMP N 4 Bawang Mulud Sugito (kanan) dan guru Wiyata Bhakti melewati aliran sungai di dasar bukit saat mengantar lembar tugas siswa secara langsung ke rumahnya di Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Mereka rela berjalan kaki dengan turun naik bukit sejauh sekitar satu kilometer hingga melewati aliran sungai di dasar bukit. Selain berjalan kaki, ada pula beberapa alternatif jalan lainnya. Namun jarak tempuh perjalanan harus dilalui berputar sejauh lebih kurang 20 kilometer. Para guru memilih untuk melalui jalan tercepat meski harus turun naik bukit guna mengantar materi pembelajaran ke rumah siswa. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/pras.

Kepala Sekolah SMP N 4 Bawang Mulud Sugito (tengah) dan guru Wiyata Bhakti beristirahat di sela-sela perjalananmengantar lembar tugas siswa secara langsung ke rumahnya di Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/pras.

Kepala Sekolah SMP N 4 Bawang Mulud Sugito (kanan) dan guru Wiyata Bhakti menyerahkan berkas lembar tugas kepada siswa Khoerul Risal di rumahnya di Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/pras.

Pelajar SMP N 4 Bawang, Khoerul Risal, menunjukkan amplop berkas lembar tugas yang diantarkan langsung oleh gurunya di Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/pras.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait