Brisbane (ANTARA News) - Langkah Australia menangani pandemi Flu A H1N1 yang telah menewaskan 180 orang di negara itu, Rabu, memasuki era baru dengan dimulainya program vaksinasi massal kepada warga yang dianggap rentan terhadap serangan flu babi ini.

Program vaksinasi massal yang menurut laporan media setempat diberikan secara gratis kepada setiap warga Australia berusia 10 tahun ke atas itu dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari hasil uji coba pemakaian vaksin Flu A H1N1 produksi perusahaan bioteknologi, CSL, kepada 240 orang warga di Adelaide, 22 Juli lalu.

Menurut Departemen Kesehatan Australia, tujuh sasaran utama program vaksinasi Flu A H1N1 adalah ibu hamil, pengasuh bayi berusia enam bulan, dan warga yang menderita penyakit kronis seperti penyakit jantung, asma, paru-paru, kanker, diabetes, gagal ginjal, dan penyakit yang berhubungan dengan syaraf.

Selain itu, yang termasuk kelompok rentan adalah warga Australia yang menderita obesitas akut, warga pribumi, petugas kesehatan, dan pekerja sosial di masyarakat.

Berdasarkan data terkini Departemen Kesehatan Australia, sejak flu babi dinyatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai ancaman serius April lalu, total jumlah kasus terkonfirmasi Flu A H1N1 di Australia tercatat 36.605 orang.

Sebanyak 180 orang di antaranya meninggal dunia.

Dari 180 orang korban meninggal dunia, itu sebanyak empat orang di antaranya adalah ibu hamil dan 24 orang lainnya merupakan warga pribumi Australia. Mereka tersebar di delapan negara bagian dan teritori di negara benua berpenduduk lebih dari 21 juta jiwa itu.

Departemen Kesehatan mencatat New South Wales sebagai negara bagian dengan angka kematian flu babi yang tertinggi, yakni 49 orang, disusul Queensland (40), Australia Barat (26), Australia Selatan (26), Victoria (24), Tasmania (7), Northern Territory (enam) dan Australian Capital Territory (dua ).

Sejak flu babi menjangkiti Australia April lalu, sebanyak 4.788 orang warganya yang terjangkit dirawat di rumah sakit. Namun jumlah mereka yang sampai pekan ini masih dirawat tinggal 77 orang. Dari jumlah itu, lima orang di antaranya masuk dirawat secara intensif di rumah sakit negara bagian Queensland.

Belajar dari kasus flu babi 2009, pemerintah Australia tidak hanya telah memesan sekitar 21 juta dosis vaksin flu A H1N1 produksi CSL untuk mendukung program vaksinasi massal tetapi juga memperkuat kesiapan pusat-pusat flu nasional dan laboratorium-laboratorium kesehatan masyarakat di negara itu.

Untuk keperluan itu, pemerintah federal telah pun menyiapkan dana 1,4 juta dolar Australia guna membeli berbagai peralatan uji influenza otomatis yang diperlukan semua pusat flu nasional dan laboratorium kesehatan di delapan negara bagian dan teritori.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009