poriblok ini kaitannya dengan pengembangan berkelanjutan
Solo (ANTARA) - Kelompok Penelitian Sahabat Jalan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengaplikasikan poriblok di Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukaharjo, Jawa Tengah sebagai program ramah lingkungan.

"Beton berpori yang dibuat dalam bentuk poriblok ini baru dirancang berkaitan dengan pengembangan berkelanjutan," kata Koordinator Kelompok Penelitian Sahabat Jalan Teknik Sipil UNS Ary Setyawan di Solo, Senin.

Ia mengatakan beton berpori tersebut baru dirancang untuk lalu lintas rendah seperti jalan lingkungan dan saat ini oleh tim peneliti dari UNS baru diaplikasikan untuk bahu jalan.

Baca juga: 13 proposal penelitian COVID-19 UNS lolos pendanaan Kemenristek

Baca juga: Dosen UNS manfaatkan popok sebagai peredam suara


"Kenapa kami membuat poriblok ini karena kaitannya dengan pengembangan berkelanjutan. Sebenarnya muka bumi ini akan dipenuhi oleh bangunan hingga menjadi hutan beton sehingga air hujan tidak bisa lagi meresap ke dalam tanah," katanya.

Oleh karena itu, dikatakannya, konsep yang diusung pada pengaplikasian poriblok tersebut adalah sebuah perkerasan yang cukup kuat namun tetap masih bisa meloloskan air hujan sehingga air bisa kembali meresap menjadi air tanah.

Ia mengatakan poriblok tersebut memiliki beberapa keunggulan di antaranya adalah ramah lingkungan, memiliki kekasaran yang baik, dan dapat meminimalisasi kecelakaan karena memiliki "skid resistance" atau tahanan gelincir yang tinggi serta bisa dibongkar pasang.

"'Skid resistance'-nya bagus, jadi kekasarannya dapat mengurangi resiko kendaraan agar tidak selip pada posisi jalan yang menurun, seperti yang terjadi di Desa Kadokan dengan jalan yang secara geometri menurun maka sering terjadi kecelakaan tergelincir dan jatuh. Dengan poriblok permukaan jalan akan lebih kesat sehingga tidak akan terjadi selip jika dilakukan pengereman," katanya.

Secara umum, dikatakannya, kelebihan beton berpori adalah mengurangi adanya cipratan ke samping dan semburan air ke belakang kendaraan serta merupakan konstruksi yang tidak berisik sehingga jika desainnya sudah memenuhi syarat dapat digunakan untuk jalan perkotaan serta jalan antarkota juga.

Sementara itu, dikatakannya, sampai dengan tahap ini telah dilakukan pengujian terhadap beton berpori untuk kuat tekan, porositas serta permeabilitas. Ia mengatakan dengan aplikasi sebagai poriblok ini maka material akan diuji juga sebagai paving blok.

"Namun demikian sebagai bahan penelitian, hasil ini belum maksimal. Sampai saat ini masih terus dilakukan berbagai perbaikan dengan tujuan suatu saat dapat digunakan sebagai teknologi tepat guna di masyarakat," katanya

Baca juga: UNS sehari tanpa emisi di Hari Lingkungan

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020