Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memutuskan untuk memperpanjang masa kegiatan belajar mengajar para siswa secara daring atau online di tengah pandemi COVID-19.

Khofifah di Malang, Jawa Timur, Minggu, menjelaskan proses belajar siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di wilayah Jawa Timur, akan dimulai pada 2 Juni 2020, dengan menggunakan metode daring hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.

"SMA dan SMK, itu masuk pada 2 Juni 2020, itu pembelajaran di rumah. Mereka belajar di rumah, sampai ada penjelasan berikutnya," kata Khofifah.

Baca juga: Gugus tugas pusat kerahkan bantuan untuk penanganan COVID-19 di Jatim

Baca juga: Presiden minta perhatian khusus pada tingginya kasus COVID-19 di Jatim


Khofifah menambahkan proses pembelajaran yang dilakukan secara daring tersebut, sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur, yang dikeluarkan pada 19 April 2020. Para guru, diharapkan bisa melanjutkan kurikulum siswa menggunakan metode pembelajaran daring itu.

Menurut Khofifah, kegiatan belajar mengajar secara daring tersebut, masih perlu dilakukan karena pandemi COVID-19 di Indonesia masih belum berakhir. Sebagai catatan, hingga saat ini di Provinsi Jawa Timur, terdapat 4.600 orang yang positif terpapar COVID-19.

"Siswa belajar di rumah, sampai ada penjelasan berikutnya. Para guru juga tetap akan melanjutkan kurikulum, sesuai dengan proses belajar mengajar di rumah," kata Khofifah.

Kemudian, lanjut Khofifah, terkait dengan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), akan dimulai pada 8 Juni 2020, juga dengan menggunakan metode daring.

Baca juga: Pemerintah upayakan tambahan mobil laboratorium di Jawa Timur

Sebagai bentuk penghargaan terhadap para tenaga medis hingga relawan COVID-19, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan kuota sebesar satu persen dari total PPDB. Kuota tersebut diperuntukkan bagi anggota keluarga tenaga medis hingga relawan yang menangani COVID-19.

"Pada 8 Juni 2020, akan dimulai PPDB secara online, untuk SMA/SMK yang dalam koordinasi Pemprov. Kami, menyiapkan satu persen untuk keluarga tenaga kesehatan, apakah putra-putri dokter, perawat, hingga pengemudi kendaraan ambulans yang merawat pasien COVID-19," kata Khofifah.

Sebagai catatan, pembelajaran secara daring di Jawa Timur telah dilakukan sejak Maret 2020. Gubernur Khofifah, telah memperpanjang status belajar mengajar di rumah tersebut sebanyak tiga kali, karena belum berakhirnya pandemi COVID-19.

Baca juga: Utak-atik data COVID-19 di Jawa Timur

Di Jawa Timur, terdapat 4.600 orang yang positif terpapar COVID-19. Dari total pasien positif itu, 609 orang telah sembuh, sementara 396 orang meninggal dunia, dan sisanya masih dalam perawatan. Kasus terbanyak terjadi di Surabaya Raya, mencapai 3.290 kasus.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020