Jakarta (ANTARA) - Data Himpunan Pengusaha Muda Indonesia menyebutkan, hingga saat ini pemuda Indonesia menggeluti atau menjadi seorang pengusaha ternyata hanya  tiga persen dari total jumlah penduduk sekitar 260 juta jiwa atau tidak bertumbuh, jika dibandingkan negara tetangga.

"Negara tetangga sudah mencapai angka lima hingga tujuh persen. Tingkat 'entrepreneur' (kewirausahaan) kita tidak naik karena tidak ada ruang dari pemerintah untuk anak muda," kata Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Mardani H. Maming saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.

Oleh karena itu, ia menilai, jika pihak terkait tidak membuat regulasi untuk anak muda maka era bencana bonus demografi yang akan dihadapi.

Untuk itu, dia mengusulkan agar pemerintah mempersiapkan anak muda berlatih menjadi bagian dari badan usaha milik negara (BUMN), misalnya minimal 10 persen anak muda duduk di jabatan penting seperti komisaris.

Baca juga: HIPMI: Pengusaha siap terapkan normal baru dalam aktivitas ekonomi

Hal itu agar ada masa transisi dari anak muda dan seniornya memberikan atau menurunkan ilmunya. "Ilmu yang sudah dipersiapkan tersebut untuk menduduki jabatan penting di waktu muda, sehingga anak muda sudah siap ke depannya, tidak kaleng-kaleng," ungkap Mantan Bupati Tanah Bumbu ini.

Maming yang pernah menjadi bupati termuda di usia 28 tahun itu menambahkan, ada empat unsur yang harus diambil oleh pemuda dalam berbangsa dan bernegara yaitu harus sukses bisnis, politik, pendidikan, serta sukses di dunia dan akhirat.

"Sukses dalam berpolitik kalau kita menjadi kepala daerah atau bupati, itu batasan sukses di kabupaten, kalau di provinsi menjadi gubernur. Kita layak menjadi kepala daerah yang bermanfaat bagi masyarakat," katanya.

Kemudian, lanjutnya, sukses di bisnis di waktu muda, adalah modal yang tidak bisa dibeli dengan umur. "Tidak ada yang tidak mungkin kalau kita berjuang," katanya.

Sosok menginspirasi

Sebelumnya, dalam sebuah diskusi santai virtual bertema Pemuda Penggerak Kemajuan, Jumat malam (29/5), Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak mengakui, dirinya menginspirasi sosok Ketua Umum BPP Hipmi Mardani H Maming yang sangat rendah hati.

Dia bersyukur, sebelum menjadi bupati atau anggota dewan, kata Emil, Indonesia saat ini memberikan kesempatan kepada anak muda.

Emil dan Mardani H Maming bersama-sama membuktikan bahwa anak muda bisa menjadi kepala daerah.

"Yang pertama kali nekat jadi bupati ya, Mardani. Saya terheran-heran. Maka, jangan melihat Mardani sekarang ini, tapi lihatlah semangat dan perjuangannya yang luar biasa dan itu menjadi inspirasi saya," pungkas Emil.

Baca juga: Pengusaha muda ini siapkan pesawat gratis angkut alkes COVID-19

Saat Emil menjadi Bupati Trenggalek Jawa Timur, dia mengaku, perjalanan politiknya banyak dukungan dan juga banyak terpengaruh dari seorang Mardani. Perjalanan ini yang menjadi kesempatan bagi anak muda untuk menjadi kepada daerah di usia muda.

"Saat ini anak muda bukan menuntut peran tapi mengisi peran apa yang dimiliki. Perdana menteri di beberapa negara Eropa di bawah usia 40 tahun yang terbilang masih muda bisa sukses. Anak muda harus nekat karena di situ tantangannya, sehingga kita bisa kerja lintas generasi jika anak muda berkolaborasi dengan usia yang tua. Bisa kok yang muda memimpin yang tua yang penting ada rasa tanggung jawab," katanya.

Hadir dalam forum itu yaitu para anak muda yang menjadi pemimpin lainnya seperti Bupati Kabupaten Tapanuli Tengah Bakhtiar Ahmad Sibarani, Wakil Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan, dan Bupati Kabupaten Paser Penajam Utara Abdul Gafur Mas'ud.
 

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020