Jakarta (ANTARA) - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Taiwan bersama Global Workers' Organization pada Minggu pagi menggelar shalat Idul Fitri di kawasan Taipei Main Station (TMS), tempat konsentrasi para pekerja migran asal Indonesia.

Meskipun jamaah dari kalangan warga negara Indonesia membeludak, pelaksanaan shalat Id berlangsung dengan protokol kesehatan yang ketat di tengah pandemi COVID-19.

Berbeda dengan shalat-shalat Id pada tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini jumlah jamaah pun dibatasi sesuai protokol kesehatan, meskipun jumlah gelombang bertambah.

Pada tahun-tahun sebelumnya, shalat Id yang digelar PCINU hanya berlangsung tiga sampai empat gelombang. Tahun ini, shalat dilaksanakan bisa mencapai enam gelombang namun jumlah peserta masing-masing gelombang dibatasi, maksimal 500 orang.

"Alhamdulillah, akhirnya kami bisa menjalankan amanah ini dengan lancar. Jamaah juga tertib mematuhi arahan," kata Rais Syuriah PCINU Taiwan Agus Susanto. Ia tak bisa menyembunyikan kebahagiannya saat dihubungi ANTARA beberapa saat seusai shalat Id.

Sesuai rencana, rangkaian shalat Id yang berlangsung mulai pukul 06.30 waktu setempat (05.30 WIB) itu dilaksanakan dalam lima gelombang. Masing-masing gelombang berdurasi 15 menit, termasuk khutbah.

Mengingat tingginya antusiasme warga negara Indonesia untuk melaksanakan shalat Id, panitia memberikan toleransi hanya satu gelombang.

"Kami sangat berterima kasih kepada GWO dan Pemerintah Kota Taipei yang memberikan kepercayaan kepada kami untuk menggelar shalat Id di tempat terbuka ini," kata Agus.

Direktur GWO Karen Hsu juga tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya atas keberhasilan organisasinya bersama PCINU menggelar kegiatan penuh risiko di tengah pandemi.

"Melihat situasi di Taiwan yang makin membaik, kami berusaha melakukan berbagai persiapan sebaik mungkin agar acara lancar," ujar pemimpin lembaga nonpemerintah yang bergerak di bidang pemberdayaan buruh migran asal Asia Tenggara di Taiwan itu.

Dalam menyelenggarakan shalat Id tahun ini, GWO mengurus perizinan menggunakan lahan milik Pemkot Taipei, sedangkan PCINU bertindak sebagai pelaksana.

Kerja sama antara GWO, Pemkot Taipei, dan PCINU Taiwan yang terjalin sejak 2015 terlihat makin erat dan menjadi model hubungan strategis dan harmonis antara ormas Islam, LSM, dan pemerintah setempat.

Setiap orang yang hendak mengikuti shalat Id di TMS itu wajib diperiksa suhu tubuh, mencuci tangan, mengenakan masker, dan menempati titik yang sudah ditentukan dengan jarak 1 meter antarmakmum.

Pada tahun ini, Masjid Besar Kota Taipei (TGM) dan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei tidak menggelar shalat Id. 

Baca juga: Taiwan sumbangkan masker medis untuk Indonesi

Baca juga: Tidak takut "panic buying", warga Taiwan diminta banyak belanja

Baca juga: Taiwan laporkan nihil kasus baru corona dalam sebulan


 

Imam Besar Masjid Istiqlal : jangan paksakan shalat Id di masjid!


 

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020