Warga diminta untuk bisa mengelola sampahnya secara mandiri terlebih dulu. Atau menyimpan sampah dengan baik, misalnya dibungkus dengan rapat supaya tidak mudah berceceran dan mengeluarkan bau tidak sedap
Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta meminta warga kota tersebut untuk mengurangi produksi sampah dan sebisa mungkin mengelola sampah secara mandiri selama libur Lebaran karena Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan tidak beroperasi selama dua hari libur Lebaran.

“Sudah ada surat pemberitahuan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY yang menyatakan bahwa TPA Piyungan libur pada 24-25 Mei dan baru beroperasi kembali pada Selasa (26/5),” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Jumat.

Karena TPA Piyungan tidak beroperasi, lanjut Suyana, maka otomatis tidak akan ada kegiatan pengambilan sampah dari permukiman warga ke depo dan tidak ada pembuangan sampah dari depo di Yogyakarta ke TPA Piyungan.

“Warga diminta untuk bisa mengelola sampahnya secara mandiri terlebih dulu. Atau menyimpan sampah dengan baik, misalnya dibungkus dengan rapat supaya tidak mudah berceceran dan mengeluarkan bau tidak sedap,” katanya.

Baca juga: Pasar tradisional Yogyakarta didorong kelola sampah secara mandiri

Saat Lebaran, Suyana menambahkan, biasanya justru terjadi penurunan volume sampah yang dihasilkan rumah tangga. Penurunan volume sampah tersebut diperkirakan terjadi hingga hari keempat Lebaran.

“Meskipun volume sampah berkurang, tetapi masyarakat tetap perlu mengelola sampah dengan baik. Sampah yang tidak dikelola baik berpotensi menimbulkan polusi,” katanya.

Kenaikan volume sampah saat libur Lebaran biasanya terjadi pada hari kelima. “Pada saat itu petugas atau penggerobak sudah mulai bekerja kembali untuk mengambil sampah dari permukiman warga dan membuangnya ke depo atau tempat pembuangan sementara,” katanya.

Saat volume sampah meningkat, pihaknya akan menambah intensitas pengangkutan sampah ke TPA Piyungan.

Suyana menambahkan rasio volume sampah rumah tangga di Kota Yogyakarta lebih rendah dibanding sampah nonrumah tangga yaitu sekitar 45 persen dibanding 55 persen.

“Kondisi tersebut berbeda dibanding kota-kota lain yang rasio sampah rumah tangganya bisa mencapai 60 persen,” katanya.

Baca juga: DLH Yogyakarta kampanyekan Lebaran tanpa sampah
 

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020