Pemilik Muntira Kosmeditama Renni Yuniati saat menyerahkan bantuan untuk RSND Semarang, Senin, mengatakan baju pelindung ini memiliki fungsi yang mirip dengan hazmat.
Menurut dia, baju pelindung tahan air ini bisa dicuci dan bisa dipakai kembali.
"Berbeda dengan hazmat yang hanya sekali pakai. Tapi juga berfungsi untuk melindungi tenaga medis dari ancaman penyebaran COVID-19," katanya.
Baca juga: ACC bantu 250 baju hazmat untuk rumah sakit Yogyakarta
Baca juga: 1.272 baju hazmat disalurkan ke RS dan puskesmas di Singkawang-Kalbar
Menurut dia, APD ini diberikan kepada tenaga medis di fasilitas kesehatan yang tidak bersinggungan langsung dengan penanganan COVID-19, namun tetap berisiko tinggi karena menjadi garda terdepan sebagai rujukan masyarakat yang sakit.
"Sebagai antisipasi yang kemungkinan berinteraksi dengan orang tanpa gejala (OTG), agar tidak was-was," kata pemilik perusahaan yang berbasis di Kabupaten Kudus tersebut.
Ia mengatakan sudah 600 APD yang disalurkan untuk rumah sakit serta puskesmas yang tersebar di wilayah Kabupaten Jepara, Kudus, dan Kota Semarang.
Ia mengharapkan bantuan ini bisa bermanfaat dan meningkatkan kepercayaan diri para tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Sementara itu, Direktur Utama RSND Semarang Sutopo Patriajati meski bukan rumah sakit rujukan utama bagi COVID-19, rumah sakit milik Universitas Diponegoro Semarang ini tetap menerapkan protokol kesehatan dalam melayani pasien.
RSND sendiri, kata dia, memiliki laboratorium untuk mendukung pemeriksaan swab test yang merupakan bagian dari jaringan nasional.
"Petugas kesehatan kami tetap waspada dan menjalankan protokol kesehatan dalam memberi pelayanan bagi masyarakat yang berobat," katanya.*
Baca juga: PMI sampaikan sejumlah upaya tangani COVID-19 di Tanah Air
Baca juga: Paiton Energy salurkan hazmat hingga masker untuk penanganan COVID-19
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020