Pemerintah perlu segera melakukan investigasi secara menyeluruh
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi I DPR RI Sukamta meminta  pemerintah perlu menertibkan perusahaan pengerah tenaga migran terkait video pelarungan jenazah anak buah kapal (ABK) Indonesia di laut Somalia oleh kapal berbendera China.

"Untuk menertibkan perusahaan pengerah pekerja migran Indonesia itu, pemerintah perlu segera melakukan investigasi secara menyeluruh. Jika terkait dengan praktik perbudakan modern, pasti ada mafia di balik ini semua. Berarti di sebagian perusahaan-perusahaan pengerah pekerja migran sejak dari perekrutan sudah ada proses yang tidak benar," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, adanya kasus ini menjadi momentum pemerintah untuk membongkar mafia pekerja migran dan menertibkan perizinan perusahaan pengerah pekerja migran.

Baca juga: Anggota DPR minta pemerintah protes pelarungan ABK di laut Somalia

Pemerintah, lanjutnya, juga perlu mengevaluasi kinerja Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

Selain itu, ujar dia, pemerintah perlu memperkuat kebijakan moratorium pengiriman tenaga migran, dengan tujuan membuat perbaikan sistem, perubahan regulasi dan pengawasan.

"Praktik pengiriman pekerja migran secara ilegal dan human traficking terus terjadi, berarti sistem dan regulasi tidak berjalan semestinya," ucapnya.

Ia juga menginginkan pemerintah segera menuntaskan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Prosedur Penangan Kasus Pekerja Migran sebagai turunan UU No. 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.

"Keberadaan PP ini sangat penting untuk mengisi kekosongan hukum dalam penanganan kasus pekerja migran," ucapnya.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri menindaklanjuti video pelarungan jenazah ABK  diduga WNI, yang beredar di media sosial.

Dalam salah satu video yang diunggah oleh Suwarno Cano Swe dalam akun Facebook-nya, tampak tiga ABK sedang membantu seorang ABK lain untuk berdiri. Karena tidak mampu menggerakkan badannya, akhirnya ABK tersebut digendong.

Para ABK tersebut berkomunikasi menggunakan Bahasa Jawa Banyumasan atau logat ngapak.

Sementara itu, video kedua memperlihatkan tiga orang yang berbicara Bahasa Mandarin, sedang membungkus jenazah ABK. Tidak jelas siapa ABK tersebut.

Dan di video ketiga, jenazah ABK yang telah terbungkus itu dilarung ke laut.

"Belum diketahui secara jelas identitas jenazah yang dilarung maupun rekan-rekan kerja almarhum. Informasi sementara menyebutkan para ABK berasal dari Indonesia dan lokasi pelarungan di perairan Somalia," ujar Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha melalui pesan singkat.

Menurut Judha, Kemlu telah menghubungi akun media sosial yang pertama kali mengunggah video tersebut, tetapi belum ada informasi lebih detail yang diperoleh.

"KBRI Beijing dan KBRI Nairobi juga tengah mencari informasi mengenai kejadian ini kepada otoritas setempat," katanya.

Baca juga: DFW: Usut tuntas kasus pelarungan ABK Indonesia di laut Somalia
Baca juga: Kemlu respons video pelarungan jenazah ABK beredar di medsos

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020