Rumput laut ini kontribusinya sangat besar terhadap nilai produksi perikanan budi daya nasional
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menilai ekspansi pasar ekspor rumput laut akan membantu mendongkrak devisa negara di tengah pandemi COVID-19 sekarang ini.

"Rumput laut ini kontribusinya sangat besar terhadap nilai produksi perikanan budi daya nasional," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto di Jakarta, Senin.

Baca juga: KKP: Ekspor rumput laut pertanda sektor kelautan terus melaju

Ia mengatakan kontribusi rumput laut mencapai lebih dari 60 persen dari total produksi perikanan budi daya nasional. Dengan terus menggenjot ekspor dan membuka peluang pasar baru diharapkan akan mendongkrak devisa yang saat ini terganggu akibat dampak ekonomi COVID-19.

Saat ini, lanjut dia, pemerintah serius untuk menggarap industrialisasi rumput laut nasional. Sebagai langkah awal, Ditjen Perikanan Budidaya telah menetapkan peta jalan untuk bangun industrialisasi rumput laut. termasuk bagaimana percepatan produksi di hulu.

"Ini yang akan terus kita dorong agar produktivitas di hulu lebih optimal," ucapnya.

Pendapat senada diungkapkan Kadis Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan Sulkaf S Latief. Menurutnya, rumput laut menjadi komoditas yang paling banyak berkontribusi pada nilai ekspor komoditas perikanan.

Adapun Sulawesi Selatan, menyumbang 30 persen produksi rumput laut nasional.

"Saya kira kita harus fokus untuk membangun mata rantai bisnisnya yang efektif dan efisien serta akan tetap berupaya menjaga sinergitas dengan sejumlah pihak guna menggenjot ekspor rumput laut di Sulawesi Selatan," kata Sulkaf.

Pada 2 Mei 2020, rumput laut jenis Gracilaria sp menembus pasar ekspor Jepang melalui CV Simpul Agro Globalindo sebanyak 51 ton yang dilepas dari Makassar, Sulawesi Selatan. Nilai ekspor komoditas tersebut mencapai 36 ribu  dolar AS.

Direktur Utama CV Simpul Agro Globalindo, Mursalim mengatakan Jepang sebagai pasar potensial di luar China, terlebih permintaan ekspor ke Jepang mencapai 400 ton dalam setahun.

"Di masa pandemi ini baru kita penuhi sekitar 76,5 ton. Rumput laut tersebut disuplai dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah," katanya.

Ia mengatakan pihaknya bermitra dengan sekitar 400 pembudi daya. Sebanyak 100 pembudi daya dari wilayah Sulawesi Tengah, dan 300 pembudi daya dari Sulawesi Selatan.

"Kita terus beri motivasi dan fasilitasi agar produksinya terus berjalan," katanya.

Baca juga: Kemendag: Ekspor rumput laut ke Korea Selatan tetap berjalan
Baca juga: Batam ekspor 53 ton rumput laut ke China


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020