Lebaran tahun lalu kami memberikan layanan kas keliling, karena kondisi COVID-19 tahun ini, tidak memungkinkan menghimpun orang, berkerumun. Maka tahun ini ditiadakan layanan penukaran uang
Batam (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Kepulauan Riau tahun ini meniadakan layanan kas keliling untuk memenuhi kebutuhan uang tunai masyarakat setempat menjelang Idul Fitri.

"Lebaran tahun lalu kami memberikan layanan kas keliling, karena kondisi COVID-19 tahun ini, tidak memungkinkan menghimpun orang, berkerumun. Maka tahun ini ditiadakan layanan penukaran uang," kata Kepala Perwakilan BI Kepri Musni Hardi K Atmaja dalam telekonferensi bersama wartawan, Senin.

Untuk memenuhi kebutuhan uang tunai masyarakat, BI mengarahkan masyarakat melakukan transaksi di loket penukaran di kantor bank, setiap hari kerja pada jam layanan, dengan tetap menerapkan protokol COVID-19.

Khusus di Kota Batam, lanjut dia, terdapat 87 lokasi layanan penukaran uang oleh perbankan.

"Kami dari BI meminta perbankan melengkapi sarana kesehatan, hand sanitizer, penggunaan masker & menyediakan publikasi terkait pencegahan penyebaran COVID-2019," kata dia.

Perbankan juga diminta untuk memastikan ketersediaan uang di mesin ATM setiap saat.

Sementara untuk pemenuhan kebutuhan uang tunai di luar wilayah Kota Batam, seperti Tanjungpinang, Tanjung Balai Karimun dan Natuna, dilakukan melalui kas titipan setempat.

Sementara itu, BI Kepri memperkirakan kebutuhan uang tunai masyarakat setempat untuk Ramadhan dan Idul Fitri 1441 Hijriah sebesar Rp2,4 triliun, lebih rendah dari penyerapan uang tahun sebelumnya sebesar Rp2,5 triliun.

"Meski begitu, BI menyiapkan uang Rp4,8 triliun. Kami siapkan uang tunai lebih dari cukup, jauh dari proyeksi kebutuhan," kata dia.

Menurut dia, penurunan proyeksi kebutuhan uang periode Ramadhan dan Idul Fitri sebesar 0,7 persen (yoy) dari 2019 disebabkan oleh pergeseran libur Lebaran, imbauan tidak mudik dan banyak yang tidak menerima THR akibat pandemik COVID-19.

"Ada orang yang di-PHK, dirumahkan, 'unpaid leave', terutama yang di pariwisata, perhotelan, akomodasi makan minum banyak yang dirumahkan, tidak dapat penghasilan," kata dia.

Karena pendapatan masyarakat berkurang, maka kebutuhan uang tunai tidak sebesar tahun lalu.

Apalagi, pada PNS golongan tertentu, tidak menerima THR.

Baca juga: BI prediksi ekonomi Kepri tumbuh 5,1 persen pada 2020

Baca juga: TPID Kepri ingatkan risiko inflasi akibat cuaca buruk

 

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020