Jakarta (ANTARA News) - Rombongan kesenian dari Malaysia mengejutkan pengunjung dengan memutar lagu "Rasa Sayange" untuk mengiringi tarian tradisionalnya pada acara "International Folklor Festival" di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Kamis.

Lagu tersebut dikemas secara bersambung atau "medley" yang digabungkan dengan lagu tradisional Malaysia lainnya.

Sejumlah penonton dan wartawan yang meliput acara tersebut terkejut saat lagu tersebut mengiringi tarian di bagian akhir tarian tradisional Malaysia.

Saat dikonfirmasi ANTARA, pihak panitia mengaku tidak tahu soal pemutaran lagu tersebut.

"Kami langsung meminta operator untuk menghentikan pemutaran lagu tersebut, namun lagu tersebut sudah selesai," kata Staf Humas Taman Impian Jaya Ancol, Nicke Putri, sebagai mitra penyelenggara.

Ia menambahkan, selama tiga hari pelaksanaan festival, Malaysia menampilkan tarian yang berbeda dan dengan iringan musik yang berbeda pula.

"Kami tidak punya kewenangan untuk mengontrol apa yang akan mereka disuguhkan," ujar Nicke.

Karena hal tersebut, kata dia, merupakan otoritas penyelenggara masing-masing negara peserta.

Pada saat lagu tersebut diputar, ada beberapa pengunjung berteriak agar lagu tersebut diganti, namun pertunjukan tetap berjalan dan penari tetap bermain secara profesional.

Rombongan kesenian dari Malaysia pada festival tersebut membawakan empat tarian tradisional dua di antaranya adalah tarian "songket" yang menggambarkan asal mula kain sarung yang merupakan salah satu bagian dari pakaian adatnya.

Berikutnya adalah tarian "japina" yang merupakan koleksi tarian japin yang berasal dari selatan Malaysia.

Lagu "Rasa Sayange" pernah menjadi masalah hak cipta antara Indonesia dan Malaysia yang mencuat pada akhir tahun 2007.

Masing-masing pihak mengklaim, pihak Malaysia pun pernah menggunakan lagu tersebut pada promosi pariwisatanya.

Pada bulan Desember 2007, di pertemuan di Bali, Menteri Penerangan Malaysia, Dato Seri Zainudin mengatakan isu-isu yang berkembang di tengah masyarakat berkaitan upaya mempatenkan hak cipta lagu "Rasa Sayange" untuk negara Malaysia itu, tidaklah benar.

Sementara itu, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, bersikeras lagu "Rasa Sayange" adalah milik Indonesia, karena merupakan lagu rakyat yang telah membudaya di provinsi Maluku sejak zaman leluhur.(*)


Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009