Palu (ANTARA) - Pengungsi korban bencana gempa, tsunami dan likuefaksi 2018 di Kelurahan Balarioa, Kota Palu diterjang banjir, Senin (27/4) malam, setelah sebelumnya Kota Palu diguyur hujan lebat.

"Yang terdampak banjir warga dan pengungsi di RT 001 RW 001 yang berada di belakang Kantor Kelurahan Balaroa," kata Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palu, Rizal yang turun meninjau kondisi warga terdampak banjir di sana.

Ia menyebut berdasarkan kesaksian warga terdampak, air mengalir dari kawasan penambangan batu gajah dan pembangunan huntap ke rumah warga yang menyebabkan banjir.

"Mereka (pihak perusahaan penambang batu gajah dan pembangunan huntap) tidak membuat drainase yang melewati rumah-rumah warga,"ujarnya.

Baca juga: Korban likuefaksi Balaroa minta kejelasan ganti untung tanah
Baca juga: Menanti kepastian relokasi korban likuefaksi Petobo-Balaroa


Ia meminta anggota DPRD Palu dari Komisi C dapat secepatnya turun ke lapangan untuk melakukan peninjauan sekaligus menerima masukan dan keluhan warga terutama pengungsi.

Untuk selanjutnya berkoordinasi ke Pemerintah Kota Palu untuk memberikan kritikan dan mencari solusi bersama demi menyelesaikan persoalan tersebut.

Ia menduga banjir yang terjadi akibat aktivitas penambangan batu gajah dan pembangunan huntap di sekitar rumah warga dan kawasan pengungsian yang tidak memperhatikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).

Mengingat banjir di kawasan tersebut sangat jarang terjadi dan baru kali itu terjadi sejak adanya penambangan batu gajah dan pembangunan huntap yang menyebabkan banyak lahan hutan yang berfungsi menyerap air di sana botak.

Hingga saat ini belum ada informasi mengenai korban jiwa dan kerugian materi yang dialami warga dan pengungsi di sana.

Baca juga: Pemerintah didesak tetapkan Petobo-Balaroa sebagai lokasi relokasi
Baca juga: Setahun bencana Sulteng, korban likuefaksi Balaroa gelar tahlil akbar


Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020