Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar RI di Ankara menggelar berbagai kegiatan berbasis daring atau online bagi warga negara Indonesia (WNI) di Turki guna menemani mereka mengisi waktu selama berada di rumah.

“Kami mencoba membuat waktu lebih banyak di rumah ini bermanfaat buat semua WNI,” kata Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal, dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Kegiatan tersebut diselenggarakan sejak awal April hingga hari raya Idul Fitri mendatang dan menghadirkan berbagai aktivitas, seperti konsultasi dengan pakar psikologi Dian Oriza dan Analisa Widyaningrum, pakar gizi Nessa Wulandari, pakar kecantikan Dewi Inong Irana hingga pakar kuliner Indonesia William Wongso.

Selain itu, juga diselenggarakan diskusi edisi khusus Hari Kartini dengan Najwa Shihab dan edisi khusus Ramadhan dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, Profesor Nasaruddin Umar. Sejumlah kegiatan lain masih dalam persiapan hingga Idul Fitri mendatang.

Ratusan peserta dari berbagai provinsi di Turki dan latar belakang yang berbeda-beda turut mengikuti kegiatan tersebut.

KBRI juga mendorong kelompok-kelompok masyarakat Indonesia di Turki untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan bagi komunitasnya masing-masing. Mulai dari berbagai seminar, lomba, demo, pengajian maupun misa secara daring.

“Karena ini dilakukan secara daring, kegiatan ini terbuka juga buat WNI di Indonesia. Banyak dari Indonesia yang ikut setelah mereka melihat informasi kegiatannya di laman sosial media KBRI”, kata Iqbal.

Dia juga mengatakan bahwa para WNI di Turki sempat menyatakan sejumlah keinginan, termasuk untuk mengisi kekosongan waktu dan ingin KBRI untuk menemani WNI dengan kegiatan bermanfaat.

Ada pula keinginan berbagai pihak di Indonesia untuk secara sukarela berkontribusi positif bagi masyarakat lebih luas dalam kondisi saat ini.

“Kami sangat berterima kasih kepada para nara sumber yang mau meluangkan waktu di tengah kesibukan mereka,” kata Iqbal lagi.

Selain menggandeng KJRI Istanbul, kegiatan-kegiatan tersebut juga didukung oleh berbagai kelompok masyarakat Indonesia di Turki seperti Dharma Wanita, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Turki dan PPI Wilayah, serta paguyuban-payuguban wanita Indonesia di Turki.

Saat ini terdapat sekitar 4.500 WNI di Turki di mana sekitar 2.700 diantaranya adalah pelajar/mahasiswa, 1.500 pekerja tempat pemandian air panas atau spa dan sisanya adalah WNI yang bekerja di organisasi-organisasi internasional dan WNI yang menikah dengan warga setempat.

Guna mengetahui kondisi WNI dan memberikan rasa tenang, sejak Maret, KBRI dan KJRI terus melakukan kontak secara daring kepada WNI di 81 provinsi yang ada di Turki.

Dalam silaturrahmi secara daring tersebut, KBRI dan KJRI menerima berbagai masukan, aspirasi dan pengaduan permasalahan.

“Kegiatan-kegiatan daring ini juga merupakan upaya KBRI untuk menampung aspirasi dari hasil kunjungan-kunjungan tersebut,” kata Iqbal.

Baca juga: Indonesia impor bahan baku masker dari Turki
Baca juga: Seorang WNI pasien positif COVID-19 meninggal dunia di Turki
Baca juga: Turki jamin kelanjutan studi penerima beasiswa dari Indonesia


Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2020