Pontianak (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengatakan mulai Senin (20/4) mendatang, proses pemeriksaan swab (sampel tenggorokan) Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan masyarakat yang hasil tes cepat (rapid test) reaktif akan di periksa di Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Pontianak.

"Jadi, untuk proses pemeriksaan swab PDP dan masyarakat yang hasil tes cepat reaktif, sudah bisa diproses di Laboratorium Fakultas Kedokteran Untan. Tidak perlu lagi dikirim ke Jakarta, sehingga semua lebih cepat penanganannya," kata Sutarmijdi di Pontianak, Kamis.

Dia mengatakan, hal tersebut sebagaimana yang dijanjikan sebelumnya. Untuk itu, semua keperluan untuk memfungsikan PCR yang dimiliki Laboratorium Fakultas Kedokteran Untan dan PCR milik Balai POM Kalbar sudah disiapkan agar bisa difungsikan.

"Nantinya, ada 2 perusahaan yang membantu Reagen Kits dari Kemenkes. Semua sudah siap, uji coba sudah bagus, mulai Senin bisa digunakan," tuturnya.

Baca juga: Gubernur Kalbar umumkan penambahan 8 kasus positif COVID-19

Baca juga: BBPOM Kalbar sita Formav-D untuk diteliti khasiat dan efeknya

Baca juga: Polda Kalbar ringkus napi asimilasi karena melakukan pencurian


Sebelumnya, Rektor Untan Pontianak Garuda Wiko menyampaikan komitmen pihaknya berkontribusi bersama pemerintah daerah dan pihak lainnya dalam pencegahan dan penanganan COVID-19.

"Kita berkomitmen bersama-sama dengan Pemda untuk terus melakukan upaya maksimal untuk mencegah COVID-19. Selain mempersiapkan laboratorium, saat ini Fakultas Teknik Untan juga sudah memproduksi APD untuk mencukupi kebutuhan di Kalbar. Nanti itu akan satu pintu melalui Pemprov Kalbar untuk mendistribusikan agar sebarannya bisa seimbang," kata dia.

Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik Untan Pontianak Rustamaji menyatakan APD yang diproduksi, yakni pelindung wajah (face shield), masker kain, dan aerosol box berbasis teknologi tepat guna bagi fasilitas pelayanan kesehatan.

"Di samping itu, Fakultas Teknik telah merancang dan membuat wash basin, bilik antisepktik, larutan pembersih tangan, serta larutan antiseptik," kata dia

Ia menyebutkan alat produksinya cairan pembersih tangan bisa memproduksi 1.000 liter per hari.

"Kemudian kami juga memandang perlu melihat apa yang menjadi fokus saat ini terkait dengan proteksi dari tenaga medisnya. Kita sudah menyiapkan aerosol box, sehingga dokter ataupun tenaga medis paramedis yang bekerja menghadapi pasien itu tidak bersentuhan langsung dan bisa terhindarkan dari uap air asal dari pernapasan," katanya.

Hanya saja, pihaknya kesulitan mendapatkan bahan baku untuk pembuatan APD dalam suasana seperti sekarang ini.

"Kita baru dapat kepastian dari universitas dan semua mencari akses untuk bahan baku. Hari ini kita mendapatkan 200 liter alkohol 94 persen," katanya.

Dalam kegiatan tersebut, pihaknya tidak berasumsi sendiri tetapi mengundang para dokter untuk mendapatkan gambaran tentang produksi APD.

"Jadi kita berharap apa yang dilakukan melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat atau PKM bisa membantu tenaga medis dan masyarakat luas," kata dia.*

Baca juga: Dua pasien positif dan 7 PDP di Kalbar dinyatakan negatif COVID-19

Baca juga: Cegah COVID-19, masker gratis dibagikan di pasar tradisional Pontianak

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020