Ciudad Juarez (ANTARA) - Baku tembak yang diduga terjadi antarpembunuh bayaran dari dua gembong narkoba di Negara Bagian Chihuaua, Meksiko Utara, menewaskan 19 orang, kata pemerintah setempat, Sabtu (4/4).

Insiden itu jadi salah satu aksi kekerasan antargeng kartel terburuk yang pernah terjadi di Meksiko pada tahun ini.

"Dua grup kriminal bentrok memperebutkan rute penyelundupan narkoba ke Amerika Serikat," kata jaksa wilayah Chihuahua, Cesar Peniche.

Aparat keamanan menemukan 18 jasad korban penembakan pada Jumat sore (3/4) di Kota Madera dan seorang laki-laki yang dibawa dari tempat kejadian dalam keadaan luka parah akhirnya meninggal, kata kejaksaan di wilayah setempat lewat pernyataan tertulis.

Petugas turut mengamankan 18 senjata laras panjang, dua kendaraan, dan dua granat, ungkap pernyataan tertulis kejaksaan.

Kejaksaan menambahkan bahwa petugas masih mencari sejumlah pria bersenjata yang terkait dengan insiden tersebut dan penyelidikan di tempat kejadian masih berlangsung.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador pada Jumat (3/4) mengatakan aksi kekerasan antarkelompok kriminal tetap terjadi meskipun negara itu tengah menghadapi pandemi COVID-19.

"Sekitar akhir Maret, saat virus corona mulai mewabah, kita berharap ada pengurangan (aksi kekerasan)," kata Lopez Obrador. "Sayangnya, harapan itu tidak terwujud," ujar dia.

Sejumlah terduga penembak bayaran dari kelompok kartel narkoba pada tahun lalu menembak mati tiga perempuan dan enam anak-anak. Seluruh korban merupakan anggota komunitas Mormon AS-Meksiko.

Korban ditembak mati di dalam mobil saat mereka berkendara di Negara Bagian Sonora, Meksiko.

Sumber: Reuters

Baca juga: Keluarga korban pembantaian Meksiko dibalas serangan terkait kartel

Baca juga: Meksiko bergelut dengan COVID-19 di tengah masalah obesitas, diabetes

Baca juga: Sedikitnya 35 tewas akibat kekerasan geng narkoba di Meksiko


 

Polda Aceh musnahkan 1 ton narkoba

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020