Jangan sampai informasi yang diberikan ataupun disebarkan ke masyarakat malah membuat publik menjadi resah sehingga membuat pihak luar bertanya-tanya apa yang sedang terjadi di negara ini
Bandarlampung (ANTARA) - Wali Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung Herman HN meminta kepada media massa dan insan jurnalis agar dalam memberitakan terkait COVID-19 harus lebih cermat dan tidak simpang siur karena banyak masyarakat tidak terlalu paham permasalahan akan virus itu.

"Mari kita bersama-sama mengatasi permasalahan ini, jika kita beritakan yang tidak baiknya saja, maka semua yang dilakukan pemerintah seperti tidak ada baiknya, padahal negara ini sudah baik dalam mengantisipasinya," katanya di Bandarlampung, Selasa.

Ia mengatakan jangan sampai informasi yang diberikan ataupun disebarkan ke masyarakat malah membuat publik menjadi resah sehingga membuat pihak luar bertanya-tanya apa yang sedang terjadi di negara ini.

"Kemarin Presiden Joko Widodo sudah mengambil alih dan mengumumkannya permasalahan ini secara langsung agar pemberitaan di media massa tidak simpang siur," katanya.

Di sisi lain, Herman HN pun mengajak masyarakat untuk menjaga kesehatan fisiknya dengan memperbanyak olahraga dan mengonsumsi rempah-rempah yang disebut dapat menangkal COVID-19.

"Besok kita akan bagikan ramuan herbal bersama salah satu media dan Tim Penggerak PKK Kota Bandarlampung dalam rangka kampanye mengatasi virus ini," katanya.

Ia mengatakan bahwa bagi masyarakat yang masih dalam keadaan sehat tidak perlu memakai masker dalam aktivitasnya sehari-hari.

"Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)  kita tidak perlu memakai masker kalau kondisi tubuh sehat. Seperti saat ini saya tidak memakai masker, tapi bila kita menghadiri acara pertemuan dengan banyak orang itu perlu memakai masker," demikian Herman HN.

Baca juga: Pemberitaan COVID-19 di Indonesia perlu indahkan privasi, sebut pakar

Baca juga: Berita bohong bisa memperburuk kondisi wabah virus corona

Baca juga: Penelitian temukan berita palsu membuat wabah penyakit bertambah buruk

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020