Gerakan penanaman pohon itu dilakukan serentak setelah Presiden Joko Widodo mencanangkannya di Sukajadi, Kabupaten Bogor.
Lebak (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaksanakan gerakan menanam pohon akar wangi dan buah-buahan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten pascabencana banjir bandang dan longsor yang menerjang enam kecamatan di daerah itu.

"Gerakan penanaman pohon itu dilakukan serentak setelah Presiden Joko Widodo mencanangkannya di Sukajadi, Kabupaten Bogor. Kami sudah sampaikan itu dalam rapat penanggulangan bencana itu," kata Asisten Deputy (Asdep) Pengurangan Risiko Bencana Kementerian Koordinator (Kemenko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Iwan Eka Setiawan di Lebak, Kamis.

Ia menjelaskan penanaman pohon akar wangi, sereh wangi juga tanaman buah-buahan, seperti durian, alpukat, rambutan serta tanaman keras lainnya di Kabupaten Lebak dipusatkan di Desa Banjarsari Kecamatan Lebak Gedong seluas 108 hektare.

Dikemukakannya bahwa desa tersebut berada di sekitar kawasan hutan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

"Tujuan gerakan menanam pohon tersebut guna mencegah erosi yang bisa menimbulkan banjir bandang dan longsor," katanya.

Gerakan penanaman pohon itu, katanya, dilakukan untuk satu sektor melibatkan sebanyak 1.000 orang terdiri atas 600 masyarakat, 200 anggota TNI, 50 Brimob dan sisanya dari KLHK dan mahasiswa pecinta alam (Mapala) dari perguruan tinggi setempat.

"Kami berharap gerakan penanaman pohon akar wangi dan buah-buahan berjalan lancar dan tumbuh subur," katanya.

Menurut dia, penanaman pohon akar wangi dan sereh wangi membutuhkan keahlian, karena ditanam di lereng-lereng pegunungan yang kondisinya curam dan terjal.

Pertumbuhan pohon akar wangi dan sereh wangi itu jika usia tanamnya di atas satu tahun maka akan tumbuh sekitar 1,5 meter.

Pohon akar wangi itu, kata dia, bisa digunakan bahan baku parfum, namun pemerintah melarang untuk dijadikan bahan baku parfum tersebut.

Sebab, penanaman pohon akar wangi dan buah-buahan di kawasan TNGHS untuk mencegah erosi agar tidak menimbulkan bencana alam.

Selain itu juga kawasan TNGHS dilarang adanya pembalakan liar juga penambang liar.

"KLHK dan aparat akan bertindak tegas terhadap perusak alam dan hutan di kawasan TNGHS," kata Iwan Eka Setiawan.

Sementara itu Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung KLHK, Yulianto mengatakan, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp50 miliar untuk rehabilitasi hutan dan lingkungan dengan menanam pohon sebanyak 1,2 juta bibit.

Rehabilitasi hutan itu melalui gerakan penanaman disiapkan sebanyak 400.000 bibit tanaman endemik dan sudah berada di Kabupaten Lebak dan Bogor.

Sedangkan, kata dia, sisanya sebanyak 800.000 bibit pohon akan didatangkan dari luar daerah.

"Kami yakin tanaman itu dapat melestarikan hutan di kawasan TNGHS dan dapat menncegah erosi yang bisa mengakibatkan banjir bandang dan longsor," demikian Yulianto.

Baca juga: Kemenko PMK siap bangun kembali pelayanan dasar usai bencana Lebak

Baca juga: Vetiver hanya dapat menahan longsor dalam jangka pendek

Baca juga: Lebak tanam 10.000 pohon bambu antisipasi banjir

Baca juga: Lebak targetkan tanam 8 juta pohon


 

Pewarta: Mansyur Suryana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020