Madiun (ANTARA) - Dewan Pers meminta wartawan saat ini harus bisa beradaptasi dengan era teknologi yang serba canggih agar dapat menghasilkan produk jurnalistik yang baik tanpa ketinggalan zaman.

"Penelitian Dewan Pers yang terakhir menyebutkan sebanyak 70 persen masyarakat saat ini mencari informasi melalui media daring (online) atau digital dan bukan televisi. Ini telah menjadi ancaman teknologi agar wartawan dan media massa bisa mengikuti perilaku konsumsi saat ini," ujar Wakil Ketua Dewan Pers Hendry Chairudin Bangun di "Focus Group Discussion" (FGD) pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2020 di Kota Madiun, Rabu.

Menurut dia, jika Kota Madiun sudah menjadi Smart City atau kota pintar, maka wartawan yang bertugas di wilayah setempat harus menjadi Smart Repoter.

Misalnya, mampu mengakses data melalui situs pemda setempat tanpa harus mencari kepala dinas ataupun terampil membaca fungsi angka-angka pada data hasil lelang.

"Karena itu, wartawan harus terus beradaptasi dan menambah ilmu agar nanti berita yang disiarkan sesuai dengan harapan masyarakat dan masih dibaca," kata dia.

Baca juga: Wartawan dan Polres Madiun sepakat lawan hoaks

Baca juga: Dirut ANTARA: Wartawan kredibel punya kapasitas dan menjaga kode etik

Baca juga: PWI: UKW jadi solusi jamin kompetensi profesi wartawan yang terbuka


Ia menambahkan seorang jurnalis yang profesional harus tersertifikasi melalui uji kompetensi yang digelar Dewan Pers. Hal itu penting, agar wartawan bisa menghasilkan produk jurnalistik yang baik, memberikan solusi, mencerdaskan, serta memberikan pencerahan bagi masyarakat.

Diharapkan semua jurnalis Indonesia nantinya dapat tersertifikasi melalui uji kompetensi. Hal itu sebagai wujud peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) jurnalis.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim Ainur Rohim mengatakan pihaknya akan terus berkiprah dalam meningkatkan kemampuan wartawan Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Timur.

"PWI Jatim sudah menggelar 28 angkatan UKW dan telah menghasilkan 1.071 jurnalis berkompeten semua jenjang, baik dari kelas muda, madya, hingga utama," kata Ainur yang juga menjadi narasumber kegiatan FGD tersebut.

Ainur mengharapkan semua jurnalis Jatim nantinya dapat tersertifikasi sehingga benar-benar bisa menjaga marwah dan profesionalisme sebagai seorang wartawan.

Sementara Wali Kota Madiun Maidi menyatakan dukungannya terhadap peningkatan kapasitas jurnalistik para wartawan yang bertugas di wilayah setempat guna memujudkan sumber daya manusia awak media yang berkompeten.

"Pemkot Madiun juga mendukung pelaksanaan uji kompetensi wartawan (UKW) dan memfasilitasi pelaksanaan ujian tersebut. Hal itu wujud kepedulian terhadap wartawannya," kata Wali Kota Maidi.

Kegiatan FGD bersama awak media dengan tema "Penguatan Kapasitas Pers Dalam Mendukung Pembangunan Kota Madiun" tersebut merupakan acara puncak dari peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2020 di Kota Madiun.

Terdapat sejumlah narasumber dalam kegiatan tersebut, yakni Wali Kota Madiun Maidi, Wakil Ketua Dewan Pers Hendry Chairudin, Ketua PWI Jawa Timur Ainur Rohim, dan praktisi jurnalistik Hendro Dwi Laksono.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Wali Kota Madiun Inda Raya, Kepala OPD, Manajer Humas BUMN, kader Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), pengurus PWI wilayah eks-Keresidenan Madiun, dan para jurnalis Madiun.*

Baca juga: Ide mendorong wartawan menulis buku mencuat pada HPN 2020

Baca juga: 17 wartawan senior terima Press Card Number One

Baca juga: Pejabat pemerintah harus siap ditelepon wartawan 24 jam, kata Menpan

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020