Jakarta (ANTARA) - Aktris Yuki Kato berperan sebagai gadis yang punya impian menjadi seorang komikus dan sangat tergila-gila pada komik Detective Conan dalam film “Nikah Yuk!”.

Aktris berdarah Indonesia - Jepang ini rupanya punya kesamaan dengan tokoh Lia di film tersebut. Yuki juga suka membaca komik, tapi tayangan animasi rupanya lebih menarik untuknya.

“Jujur, saya suka nonton animasi, anime. Kalau komik, paling dulu sempat baca (Detective) Conan,” kata Yuki usai konferensi pers “Nikah Yuk!”, Jakarta, Kamis.

Sebelum syuting, aktris 24 tahun ini mengikuti lokakarya menggambar. Latihan demi latihan dia jalani hingga akhirnya sketsa-sketsa buatannya bisa diperlihatkan di salah satu adegan film.

“Jadi ada scene yang pakai buku sketch, itu doodling-nya aku.”

“Bonus” yang ia dapatkan dari tokoh Lia adalah syuting di Negeri Sakura, kampung halaman ayahnya. Bersama Marcell Darwin, Yuki menjelajahi tempat-tempat menarik di Negeri Sakura seperti Shibuya, Shinjuku, Akihabara hingga gunung Fuji.

“Jadi sebenarnya ada set di Jepang, balik lagi itu kebutuhan karakter Lia, komikus, di mana semua orang tahu manga itu kiblatnya Jepang.”

Syuting di negara dengan kedisiplinan tinggi membuahkan kenangan menarik selama pengambilan gambar “Nikah Yuk!”.

Sutradara Adhe Dharmastriya mengenang kepanikan yang dirasakan oleh para kru ketika ada keterlambatan yang membuat mereka membatalkan syuting di salah satu tempat.

“Ada tempat yang harusnya jadi tempat syuting, karena delay nunda dua jam, jadi dibatalkan. Kami panik karena perizinan harus enam bulan sebelumnya,” kata Adhe.

Selain itu, durasi kerja di Jepang sudah ditentukan dan tidak bisa diganggu gugat. Mereka pernah hampir ditinggal oleh supir di Jepang karena melewati jam yang sudah ditentukan.

“Karena keasyikan syuting, kita hampir mau ditinggal sama driver Jepang,” Adhe tertawa.

Baca juga: Jawaban Yuki Kato bila "ditodong" soal nikah

Baca juga: Yuki Kato suka dengan pria yang "open minded"

Baca juga: Yuki Kato belajar jadi komikus demi "Nikah Yuk"

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020