Hubungan Indonesia dengan Cina itu bagus dan diharapkan persoalan ini bisa diselesaikan dengan jalur diplomasi
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan menerima kunjungan Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian pada Jumat, salah satunya membahas terkait persoalan di Perairan Natuna Utara.

"Tadi kami juga membicarakan masalah Natuna tentang adanya perbedaan tentang 'nine dash line'. Beliau menjelaskan bahwa mereka sudah menandatangani UNCLOS dan sudah meratifikasi namun nelayan mereka suka nyari ikan di tempat tersebut," kata Syarief Hasan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat.

Syarief mengatakan, berdasar pengakuan Dubes Xiao, nelayan-nelayan China sudah mencari ikan ke wilayah yang masuk zona ekonomi ekslusif (ZEE) Indonesia maupun perairan Natuna karena udara di sana dingin.

Baca juga: Bertemu Dubes China, Mahfud: Kalau ada nelayan masuk, kami usir
Baca juga: Ketua MPR: perkuat armada "coast guard" Indonesia di Natuna

Menurut dia, berdasarkan keterangan Dubes Xiao, nelayan China berpindah-pindah tempat sehingga terkadang masuk ke wilayah ZEE Indonesia termasuk Natuna.

"Tadi dikatakan diharapkan persoalan ini diselesaikan di ruang diplomat dan Dubes Xiao mengatakan China sudah menandatangani ratifikasi sehingga tidak sama dengan konflik antara China-Vietnam, maupun China-Malaysia," katanya.

Politisi Partai Demokrat itu mengatakan, dalam pertemuan tersebut Dubes Xiao percaya bahwa persoalan di Natuna tidak akan mengganggu hubungan baik Indonesia-China.

Menurut Syarief, Dubes Xiao malah percaya setelah persoalan ini berakhir maka China akan meningkatkan investasi ke Indonesia.

"Hubungan Indonesia dengan Cina itu bagus dan diharapkan persoalan ini bisa diselesaikan dengan jalur diplomasi," ujarnya.

Menurut Syarief, Menteri Luar China akan ke Indonesia dan menemui pejabat-pejabat penting termasuk Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD.

Dubes China untuk Indonesia Xiao Qian menegaskan bahwa tidak ada perselisihan antara Indonesia dengan China terkait masalah teritorial.

Menurut dia, Natuna adalah milik Indonesia dan negaranya tidak pernah mempermasalahkan hal itu karena perselisihan sebenarnya adalah karena ada "overlaping" area perairan dan ini berbeda dari perselisihan teritorial.

"Dalam isu ini, kita punya pandangan sendiri, Indonesia juga punya pandangan sendiri. Kita punya pandangan berbeda, dan ini tidak masalah," katanya.

Menurut dia, Indonesia-China adalah teman baik dan dapat membicarakan suatu persoalan secara baik-baik dan diselesaikan melalui jalur diplomatik. Dia berharap kerjasama Indonesia-China kedepan tetap terjaga dan akan semakin kuat.

Baca juga: Dubes Cina datang ke Sukabumi, janjikan investasi di sektor pertanian
Baca juga: Dubes Deng Xijun akan kembangkan kemitraan strategis ASEAN-China
Baca juga: MPR: Jaga keberagaman dan toleransi

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020