Kami (Kementerian PUPR) siap untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 untuk bidang pembangunan infrastruktur dan perumahan di Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan telah menyiapkan sejumlah strategi khusus serta terobosan dalam sektor pembangunan infrastruktur dan perumahan rakyat, guna menghadapi era Revolusi Industri 4.0.

"Kami (Kementerian PUPR) siap untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 untuk bidang pembangunan infrastruktur dan perumahan di Indonesia," ujar Direktur Rumah Umum dan Komersial Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Yusuf Hariagung dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Yusuf Hariagung menjelaskan, setidaknya ada tiga rencana aksi yang akan dilaksanakan Kementerian PUPR dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.

Langkah pertama, ujar dia, adalah persiapan infrastruktur yakni software dan hardware, serta penguatan database dan pemanfaatan teknologi dengan mempertimbangkan kecepatan akses, kehandalan dan keamanan data.

Kemudian langkah kedua adalah persiapan sumber daya manusia (SDM) dengan seperti baik Aparatur Sipil Negara (ASN) PUPR, maupun para penyedia jasa yakni tenaga ahli konsultan dan kontraktor yang akan mengoperasikan teknologi.

Sedangkan langkah yang ketiga adalah menugaskan Direktorat Jenderal teknis untuk menyiapkan pilot project infrastruktur untuk direncanakan, didesain, dilaksanakan dan dikelola menggunakan pilihan-pilihan teknologi digital pada 2020.

"Kami juga berharap pemanfaatan internet dan teknologi dalam mempermudah suatu pekerjaan baik itu untuk pendididkan dan pekerjaan. Mahasiswa sebagai generasi milenial juga dapat menjadikan internet sebagai media komunikasi dan belajar di luar perkuliahan di lingkungan kampus," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa Revolusi Industri 4.0 tidak akan menghilangkan penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur, namun justru menciptakan lapangan kerja dengan keahlian baru.

"Ada kekhawatiran dari Komisi VI tentang Industri 4.0, tentang serapan tenaga kerja. Tidak bisa kita dikotomi antara kehadiran Industri 4.0 dihadapi dengan ketersediaan lapangan kerja, dan tidak perlu ada kekhawatiran dari pihak manapun," kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Rabu (11/12).

Menperin memaparkan penerapan teknologi digital dalam Industri 4.0 justru menjadi sebuah alat untuk meningkatkan efisiensi proses produksi manufaktur, bahkan mampu mendongkrak daya saing industri itu sendiri.

"Dengan lahirnya teknologi 4.0 ini bisa membantu menekan biaya operasional dari proses produksi itu sendiri. Ini semua tidak akan pernah berdampak bagi kegunaannya tenaga kerja sektor industri," tambahnya.

Menperin menambahkan tenaga kerja industri akan beradaptasi melalui pendidikan vokasi yang terus didorong Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Bahkan, ia menyebut sekolah-sekolah vokasional telah menerapkan kurikulum berbasis Industri 4.0.

Baca juga: Kebijakan inklusif perlu dilakukan untuk hadapi revolusi industri 4.0

Baca juga: Rektor UGM: Inovasi kunci menangkan kompetisi Revolusi Industri 4.0

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020