Jakarta (ANTARA) - Carlos Sainz bisa sedikit bernafas lega setelah memenangi etape 10 Reli Dakar 2020 di depan Jakub Przyhonski dan Giniel de Villiers pada Rabu.

Pebalap asal Spanyol itu dengan mobil Mininya diuntungkan setelah rekan satu timnya di X-raid, Stephane Peterhansel dan pebalap Toyota Nasser Al-Attiyah mengalami masalah navigasi sehingga posisinya di puncak klasemen kembali melebar dengan jarak 18 menit dari kedua rivalnya itu.

Etape 10 yang mengawali etape maraton selama dua hari harus selesai lebih dini karena cuaca buruk.

Baca juga: Cuaca buruk hambat etape 10 Reli Dakar 2020

Peterhansel finis 11 menit di belakang juara etape setelah sempat tersesat di jalur yang menempuh rute Haradh menuju Shubaytah, Arab Saudi itu.

"Ini etape yang berbahaya dengan banyaknya gunung pasir yang sulit. Beberapa kilometer sebelum zona netral, kami tersesat bersama Nasser dan sejumlah pebalap lain," kata juara Dakar 13 kali asal Prancis itu.

"Beberapa pebalap tiba di sana dalam waktu yang tepat, ketika kami kemudian menemukan jalur yang benar dan mengejar ketertinggalan waktu.

"Pada akhirnya, ini etape yang bagus untuk rekan satu timnku Carlos yang memperlebar jaraknya dari Nasser, sedangkan kami harus lebih dekat lagi dengan Nasser kendati kami masih berada di peringkat tiga."

Al-Attiyah, sang juara bertahan, memiliki peluang besar menggeser posisi Sainz setelah mengawali etape hari ini dengan selisih waktu hanya 24 detik. Namun pebalap asal Qatar itu kehilangan waktu hingga 17 menit 46 detik ketika finis peringkat ke-17 hari itu.

Baca juga: Posisi Sainz terancam setelah etape IX Dakar 2020

Sementara itu juara dunia Formula 1 dua kali Fernando Alonso terguling dengan mobil Toyota Hiluxnya ketika melibas gunung pasir. Kompatriot senegara Sainz itu melanjutkan balapan meski kehilangan kaca depan mobilnya dan kehilangan waktu hingga satu jam.

Alonso mengawali etape hari ini di peringkat 10 klasemen namun melorot ke peringkat 14 setelah finis.

Di edisi pertama Dakar yang digelar di Timur Tengah itu, etape 10 yang menjadi awal etape maraton akan menjadi tes ketahanan sebenarnya bagi para pebalap di mana mereka tak akan didampingi oleh kru mekanik selama balapan berlangsung dan setibanya di bivouac, tempat peristirahatan.

Bagian pertama menempuh rute Haradh menuju Shubaytah sejauh 608km dengan Special Stage sepanjang 534km di wilayah yang disebut "Empty Quarter" atau Ruang Kosong di bagian selatan.

Sedangkan etape selanjutnya akan menuju rute lain menuju Haradh sejauh 747km dan SS sepanjang 379km.

Selama dua hari berturut-turut, para pebalap hanya diperbolehkan menerima bantuan dari sesama kompetitor dan bukan dari kendaraan
pendamping tim mereka.

Baca juga: Peterhansel juarai etape IX setelah duel ketat dengan Al-Attiyah

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020