Pamekasan (ANTARA News) - 2.000 hektar garam petani di Wilayah Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, yang siap panen kembali mencair akibat diguyur hujan deras selama hampir enam jam. "Kalau yang punya tempat penyimpanan sebagian masih bisa diselamatkan. Tapi kalau seperti milik saya semuanya muda lagi bahkan kebanyakan mencair," kata petani garam di Desa Lembung Kecamatan Galis Pamekasan, Sahri, Senin. Akibat turunya hujan itu para petani garam umumnya mengaku rugi. Menurut Sahri, meski harga garam selama ini relatif lebih mahal dibanding tahun lalu, tapi biaya produksi dan sewa lahan dalam sekali musim belum mencukupi. Sebab pada musim garam tahun ini, sewa lahan garam dalam satu petak juga naik. "Tahun lalu hanya Rp1,5 juta. sekarang ini menjadi Rp2 juta bahkan ada yang menyewakan hingga Rp2,5 juta," kata Sahri menjelaskan. Bersama petani garam lainnya, Sahri terpaksa mengais sisa-sisa garam yang masih utuh dan bisa diselamatkan untuk dijual eceran kepada masyarakat umum. "Kalau seperti ini tidak laku untuk pabrikan. Paling lakunya untuk bahan campuran minuman sapi. Makanya kita tetap ambil," jelasnya. Total luas lahan garam di Pamekasan, 2.229,1 hektar, tersebar di wilayah Kecamatan Tlanakan, Pademawu, Larangan, Galis dan sebagian di wilayah utara Pamekasan, seperti Waru dan Pasean.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008