ini merupakan langkah nyata   generasi milenial terhadap lingkungan yang rusak
Kaki Gunung Ijen, Jatim (ANTARA) - Kawasan hutan seluas 1,1 hektare di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Ijen, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang terbakar pada 19 Oktober 2019, Senin, dipulihkan kembali dengan penanaman sebanyak 500 pohon cemara gunung (Casuarina Junghuniana).

TWA Kawah Ijen terletak di tengah-tengah kawasan Cagar Alam (CA) Kawah Ijen Merapi Ungup-Ungup, yang secara administratif pemerintahan berada dalam dua wilayah yaitu Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso.

Penanaman pohon cemara gunung itu dilakukan oleh sebanyak 257 mahasiswa dari 27 perguruan tinggi dari berbagai daerah melalui program Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) yang digagas oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

Perguruan tinggi yang mahasiswanya terjun dalam upaya mengkonservasi kawasan hutan yang belum lama ini terbakar ini di antaranya dari Universitas Airlangga (Unair) Kampus Banyuwangi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Politeknik Negeri Banyuwangi, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Universitas Terbuka (UT), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan beberapa perguruan tinggi lainnya.

Baca juga: Menurun drastis populasi elang Jawa di Gunung Ijen, sebut BKSDA
Baca juga: Kebakaran di Kawah Ijen dan Ranti capai 1.000-an hektare


Ratusan mahasiwa yang disebut "Squad Darling" itu menanam pohon cemara gunung bersama Kepala BBKSDA Jatim Nandang Prihadi, Vice President Director Djarum Foundation FX Supanji, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyuwangi Chusnul Khotimah mewakili Bupati Abdullah Azwar Anas, serta Dandim 0825 Banyuwangi Letkol (Inf) Yuli Eko Purwanto, dan Group Band Barasuara, yang saat ini digemari kalangan milenial.

Kepala BBKSDA Jatim Nandang Prihadi usai penanaman pohon itu mengemukakan bahwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Pegunungan Ijen, Kabupaten Banyuwangi pada Oktober lalu telah menghanguskan sekitar 940 hektare di kawasan TWA Kawah Ijen, Gunung Ranti, dan Gunung Merapi Ungup-Ungup.

"Kondisi itu mengakibatkan ditetapkannya status darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta ditutupnya TWA Kawah Ijen pada 20 Oktober hingga 6 November," katanya.

Baca juga: Perbedaan temperatur picu gas beracun Gunung Ijen
Baca juga: PPGA: letupan gas beracun aktivitas rutin Ijen selama Januari-Maret


Ia menambahkan kebakaran tersebut telah melahap habis sepertiga kawasan di Pegunungan Ijen, termasuk dalam cakupan wilayah BBKSDA.

Dampak yang paling signifikan atas karhutla di TWA Gunung Ijen itu, katanya, yakni kerusakan ekosistem yang ada di kawasan tersebut, dan kemudian berimbas pada rusaknya siklus kehidupan tumbuhan dan satwa.
 
Kepala BBKSDA Jatim Nandang Prihadi (empat dari kanan), Vice President Director Djarum Foundation FX Supanji (tujuh dari kanan), Kepala DLH Kabupaten Banyuwangi Chusnul Khotimah (tujuh dari kanan) bersama ratusan mahasiswa usai penanaman pohon cemara gunung di kawasan Pegunungan Ijen, Banyuwangi, Senin (16/12/2019). ANTARA/HO-Humas DTFL


Menurut dia, aksi tanggap dan peduli lingkungan "Siap Darling" di kawasan TWA Gunung Ijen itu merupakan upaya untuk melestarikan kawasan konservasi melalui penanaman kembali sebagai upaya pemulihan eksositem tumbuhan dan satwa yang terputus dan terganggu, bahkan mengalami kematian akibat karhutla di kawasan itu.

"Saya berharap kalangan muda, khususnya di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso menjadi terdorong dan memiliki keinginan untuk ikut serta menjaga lingkungan, dan juga berharap aksi 'Siap Darling' ini tidak berhenti di TWA Gunung Ijen, tapi terus berlanjut di kawasan konservasi maupun hutan lainnya," katanya.

Baca juga: Aktivitas Gunung Ijen tidak mengkhawatirkan
Baca juga: Kawah Ijen ditutup sementara akibat gas beracun


Sedangkan Vice President Director FX Supanji menyatakan program "Siap Darling" berupa pelestarian lingkungan yang digagas pihaknya selalu mengajak dan melibatkan generasi milenial untuk bergerak bersama peduli lingkungan.

"Apa yang kita lakukan bersama dengan penanaman pohon cemara gunung di TWA Gunung Ijen ini merupakan langkah nyata   generasi milenial terhadap lingkungan yang rusak akibat kebakaran," katanya.

Program itu juga diharapkan dapat melatih rasa cinta lingkungan, dan dalam jangka panjang program tersebut adalah langkah kecil menuju terciptanya ekosistem lingkungan yang seimbang.

Sedangkan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi dalam pernyataannya mengapresiasi upaya kolaborasi itu untuk menghijaukan kawasan konservasi melalui program "Siap Darling" dengan melibatkan generasi milenial.

"TWA Gunung Ijen adalah salah satu kekayaan alam yang harus dijaga demi kelangsungan hidup anak cucu di masa depan," katanya.

Berdasarkan data dari Pemkab Banyuwangi, jumlah pengunjung di TWA Kawah Ijen pada 2015 terus meningkat. Pada 2014 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara tercatat sebanyak 90.080 orang.

Jumlah tersebut melonjak menjadi sebanyak 169.445 orang tahun 2015. Sempat menurun pada 2017, namun naik lagi menjadi sebanyak 194.203 orang pada 2018.

Baca juga: 30 orang warga sekitar Kawah Gunung Ijen keracunan gas
Baca juga: Wisata Kawah Ijen segera dilengkapi kereta gantung




 

Pewarta: Andi Jauhary
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019