Listrik perkantoran sudah hidup hanya untuk kilangnya masih on progress perbaikan dan dilanjutkan persiapan start lagi
Dumai (ANTARA) - Operasional Kilang Minyak Putri Tujuh Pertamina Refinery Unit (RU) II Dumai, Riau, pada Rabu masih terganggu sistem kelistrikan yang mati sejak Selasa (10/12) sore, dan meski tidak berproduksi, namun disebut tidak ada kerugian.

Sebelumnya, salah satu mesin turbin penggerak sistem kelistrikan Pertamina RU II Dumai mengalami gangguan sehingga membuat listrik di areal objek vital nasional itu mati total dan menghambat operasi kilang.

Pejabat Humas Pertamina RU II Dumai Muslim Darmawan menyatakan bahwa kondisi listrik pada kilang masih terganggu dan hanya perkantoran yang sudah normal, dan saat ini masih berlangsung tahap perbaikan.

"Listrik perkantoran sudah hidup hanya untuk kilangnya masih on progress perbaikan dan dilanjutkan persiapan start lagi," kata Muslim saat dikonfimasi.

Baca juga: Kilang minyak Pertamina Dumai terganggu pemadaman listrik

Menurutnya, kerugian yang dialami dampak terganggu kelistrikan ini hanya kilang tidak bisa berproduksi normal, namun untuk suplay bahan bakar minyak dinyatakan masih aman.

Saat terjadi peristiwa padam listrik ini, katanya, kepada warga sekitar sudah disampaikan informasi keadaan kilang minyak yang terganggu sistem kelistrikan dan diminta masyarakat agar tidak resah.

Baca juga: Pertamina integrasikan Blok Corridor-Rokan-Kilang Dumai

Menurut dia, gangguan listrik ini murni karena ada insiden pada salah satu turbin penggerak, bukan faktor alam, dan akibat listrik mati total membuat api pada obor kilang minyak membesar dan mengeluarkan asap tebal.

"Proses pemulihan sedang dilakukan sesuai prosedur dan kita pastikan stok BBM aman," sebut Muslim.

Pemantauan pada Selasa malam (11/12) suasana kilang minyak yang biasanya terang benderang dengan lampu, terlihat gelap dan hanya ada beberapa gedung yang terang, sementara mobil patroli mondar-mandir di areal kilang.

Baca juga: Menristekdikti tinjau uji katalis di Kilang Pertamina


 

Pewarta: Abdul Razak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019