Chengdu (ANTARA) - Pengusaha dari Provinsi Sichuan, China, merasakan berbagai kemudahan yang diperolehnya saat berinvestasi di Indonesia.

Berinvestasi di Indonesia saat ini jauh berbeda, demikian Wang Yuechun dari Sichuan Changhong Electric Co Ltd di Chengdu, Minggu.

Menurut dia, iklim investasi di Indonesia sudah tidak lagi seperti saat awal mula perusahaan elektronik tersebut memasuki pasar Indonesia.

Baca juga: Dubes RI-Wagub Sichuan, China, bahas kerja sama komperehensif

"Selain kemudahan proses berinvestasi, Indonesia juga menyimpan potensi pasar yang besar dengan jumlah populasi yang tinggi diikuti oleh peningkatan populasi kelas ekonomi menengah yang bertumbuh pesat," ujar Wang.

Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun menyebutkan bahwa Indonesia dan Sichuan memiliki kesamaan dalam jumlah populasi.

"Jumlah penduduk Indonesia terbesar keempat di dunia, sedangkan Sichuan keempat di China. Fakta ini seolah-olah mengatakan bahwa Indonesia dan Sichuan ditakdirkan untuk bekerja sama," ujar mantan Dubes RI untuk Rusia itu.

Oleh sebab itu Djauhari mengajak Sichuan untuk lebih meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi.

Baca juga: Indonesia berharap manfaat dari Sichuan-Hong Kong-Makau

Wakil Gubernur Sichuan Yang Xingping menyambut baik ajakan tersebut, apalagi pemerintah provinsi di wilayah baratdaya China itu sebelumnya menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Ia menyebutkan bahwa pada 2018, total perdagangan Provinsi Sichuan dengan Indonesia telah mencapai angka 930 juta dolar AS atau meningkat 109,6 persen dibandingkan dengan pencapaian tahun 2017.

Hal itu pula menjadikan Indonesia sebagai mitra dagang Sichuan terbesar ke-5 di ASEAN.

Di sektor pariwisata, sebanyak 48 ribu turis Indonesia mengunjungi Sichuan, namun 51 ribu wisatawan Sichuan mengunjungi Indonesia selama 2018.

Sichuan dikenal sebagai pusat penangkaran panda terbesar di dunia. Pada 2017, provinsi tersebut meminjamkan dua ekor panda raksasa kepada pengelola Taman Safari Indonesia. 

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019