Jakarta (ANTARA) - Seorang penyandang disabilitas bernama Fazlur Rahman melakukan aksi di depan Kementerian Perhubungan untuk menuntut kejelasan regulasi terkait pendampingan petugas penyandang disabilitas saat akan menggunakan kendaraan umum.

Fazlur melakukan aksinya hanya seorang diri dengan membawa tongkat pemandu jalannya dan membawa karton yang bertuliskan "Jelang Hari Internasional Memang Layak Saya Dibilang Terburu-buru Kereta KCI, Disabilitas Layak Dapat Stigma, #lelah".

"Menjelang Hari Disabilitas Internasional banyak yang sibuk dengan euforia. Tapi mengingat apa yang terjadi 17 November malam itu. Saya hampir digilas kereta menuju Bekasi," kata pria yang tunanetra sejak lahir itu.

Fazlur diketahui mengalami kejadian tidak menyenangkan pada Minggu (17/11) karena terjatuh di antara celah peron dan kereta akibat petugas yang lalai dalam mendampinginya.

Fazlur mendapatkan pendampingan dari petugas namun instruksi yang diberikan tidak dengan mudah dipahami oleh dirinya yang tidak dapat melihat secara visual.

"Dia itu cuma bilang naik, dia tidak bilang naik itu naik apa? Naik tangga atau apa? Saat itu tongkat pemandu saya sudah saya lipat jadi saya tidak tahu sejauh apa jarak saya dengan tujuan yang saya naiki," kata Fazlur.

Baca juga: Pemegang Kartu Penyandang Disabilitas DKI dapat berbagai manfaat
Baca juga: Dishub DKI distribusikan 77 stiker bagi difabel untuk ganjil-genap
Fazlur Rahman seorang penyandang disabilitas yang melakukan aksi dan ditonton oleh seorang pegawai Kemenhub di depan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Rabu (27/11/2019). (ANTARA/ Livia Kristianti)
Usai melangkah mengikuti instruksi petugas yang meninggalkannya di depan peron, seluruh badan Fazlur terjatuh di antara celah peron dan kereta.

Pria yang akrab dipanggil Alun itu kemudian panik. Kepanikannya semakin bertambah ketika mendengar imbauan pintu kereta akan ditutup dan penumpang lain berteriak minta tolong.

Tidak lama seseorang mengangkat badannya dan langsung memasukan Alun ke gerbong kereta tanpa menenangkan dirinya terlebih dahulu.

"Sampai di kereta saya cari kursi sendiri, saya rasa perih di kaki saya, punggung saya. Lucunya saya dikasih kayu putih," kata Alun.

Alun mengatakan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) telah mendatanginya untuk meminta maaf namun sayangnya tidak ada itikat pendampingan psikologi usai kejadian buruk menimpa Alun.

"Saya terima permintaan maaf mereka, tapi saya akan tuntut KCI karena regulasinya bagi para penyandang disabilitas seperti saya sering terabaikan. Mereka bilang saat ini punya akses bagi disabilitas tapi nyatanya petugas mereka tidak punya sensitivitas bagi penyandang disabilitas," kata Alun.

Aksi Alun ini turut ditonton oleh salah seorang pegawai Kementerian Perhubungan yang merupakan penyandang disabilitas menggunakan kursi roda.

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019