London (ANTARA) - Inggris pada Kamis mengatakan pihaknya telah mengatur sejumlah anak yatim piatu untuk dibawa pulang dari Suriah, bergabung dengan Jerman, Belgia dan Australia untuk memulangkan anak-anak, yang orang tuanya diduga menjadi anggota ISIS.

Inggris secara umum enggan untuk memperbolehkan orang dewasa, yang pergi ke Suriah untuk kembali ke tanah air. Namun Menteri Luar Negeri Dominic Raab mengatakan itu merupakan hal yang tepat untuk membawa anak-anak pulang.

"Anak-anak yatim piatu dan tak bersalah ini seharusnya tak pernah mengalami kengerian akan perang," kata Raab.
Baca juga: SDF: Belgia bawa pulang enam anak yatim piatu anggota ISIS
"Kami memfasilitasi mereka untuk kembali ke tanah air, sebab itulah yang tepat untuk dilakukan. Kini mereka harus diberikan kebebasan dan dukungan untuk kembali ke kehidupan normal."

Raab tidak menyebutkan berapa banyak anak yang akan dipulangkan. Sementara itu, Badan amal Save The Children pada Oktober lalu mengatakan bahwa lebih dari 60 anak-anak Inggris terjebak di Suriah timur laut.

Baca juga: Kemlu upayakan perlindungan WNI berusia 15 tahun yang ditemukan di Turki
Banyak Negara Barat berjuang tentang bagaimana menghadapi warga negara yang pergi ke Timur Tengah untuk bergabung dengan kelompok seperti ISIS, yang diusir dari kantong wilayah terakhirnya pada Maret oleh pasukan dukungan AS.

Turki awal November ini mulai mendeportasi para tahanan ISIS.

Sumber: Reuters
Baca juga: Pemerintah Belanda menantang aturan pemulangan anak-anak ISIS

Baca juga: Dua suami menghiba anak istrinya pulang tinggalkan ISIS

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019