Jakarta (ANTARA) -- PT Bank Maybank Indonesia Tbk melalui unit usaha Maybank Syariah bekerjasama dengan Indonesia Fashion Chamber (IFC), sebuah organisasi wadah para perancang mode, menggelar ajang fashion show Jakarta Fashion Trend (JFT) 2020 yang mengangkat tema 'Fashion Revolution'.

Head Shariah Banking Maybank Indonesia, Romy Buchari mengungkapkan bahwa pihaknya mendukung penyelenggaraan JFT dengan menyediakan berbagai solusi perbankan menyeluruh berbasis syariah kepada para fashion entrepreneur, desainer individu maupun pecinta fashion termasuk produk simpanan syariah, serta cash management yang memudahkan transaksi dengan rekening Giro iB (mudharabah atau wadiah).

Kemudian ada pula penyediaan payment channel, baik secara online (virtual account & MISG) maupun offline (QRIS, EDC), kelas atau workshop kolaborasi bersama untuk berbagi pengetahuan dan peningkatan kapasitas bisnis, hingga pendampingan usaha untuk mengakses permodalan berbasis syariah dan berbagai solusi perbankan lainnya.

“Ini selaras dengan misi Maybank Indonesia, 'Humanizing Financial Services', khususnya kepada komunitas, serta merupakan wujud komitmen Maybank Indonesia dalam menerapkan strategi Sharia First yang memprioritaskan produk syariah selama relevan dan sesuai dengan kebutuhan nasabah,” kata Romy di Jakarta, Rabu.

Ditempat yang sama, Ketua IFC Jakarta, Hanni Hananto menjelaskan bahwa tema 'Fashion Revolution' sengaja diangkat karena ini merupakan gerakan kepedulian atas isu-isu kemanusiaan dan lingkungan dalam industri fashion, termasuk isu sustainable. Kendati ramah lingkungan, namun para desainer tetap memperhatikan mutu desain dan timeless.

"Untuk event kali ini tema besarnya ialah sustainable, bagaimana fashion itu berdampak terhadap alam. Namun bukan hanya sekedar memakai bahan daur ulang limbah, tapi juga harus dengan desain dan kualitas jahitan yang bagus," ujar Hanni.

*Muda dan Besar*

Disamping tema besar yang diusung oleh IFC, ada hal menarik dalam pagelaran JFT 2020 kali ini, yakni kehadiran desainer termuda IFC bernama Hanna Aulia Khadijah yang berusia 12 tahun, yang menampilkan koleksinya berjudul 'Piece of Circus'.

Koleksi Hanna ini terinspirasi dari ruffle dan frill yang sedang trend. Setiap kali melihat ruffle dan frill, dia teringat dengan atraksi sirkus dan semua yang ada di dalam pertunjukan sirkus, seperti pemain sirkus dengan baju clown-nya, lollipop candy, hingga warna-warna ceria yang ada di dalam sirkus.

"Hanna jadi terinspirasi untuk mewujudkan koleksi kali ini, yaitu baju muslim yang feel-nya sirkus. Semua keceriaan, warna ceria, fun, happiness, Hanna coba desain di baju muslim dengan bermain ruffle dan frill asimetris bersiluet A line," tutur Hanna.

Selain Hanna, ada pula desainer Adam Abdullah yang memiliki brand fashion Wah Gede Banget (WGB), yang dikhususkan kepada pria-pria berbadan besar (plus size). Menurut Adam, ditengah perkembangan dunia fashion yang begitu pesat, pasar fashion pria plus size justru tidak banyak diminati oleh pemain di industri ini. Sementara kenyataannya, market pasar ini cukuplah besar.

"Saat aktif bekerja dulu, saya butuh sekali penampilan yang professional untuk berhadapan dengan mitra kerja, dan itu sulit sekali menemukan toko atau outlet yang menjual baju big size, jika ada itupun model fashion yang biasa dan tidak sesuai dengan gaya saya," katanya.

Oleh karena itu, Adam pun melihat kesempatan ini sebagai sebuah peluang untuk bisa mengisi industri fashion pria plus size. Melalui WGB, dia berusaha menyediakan pilihan lengkap fashion plus size ini mulai dari batik, kemeja, jaket, sweater, kaus, celana, hingga pakaian olahraga yang dapat dikenakan pada acara kasual hingga formal.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019