Mataram (ANTARA News) - Harga daging ayam potong yang dijual di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), memasuki hari keenam puasa Ramadan 1429 Hijriyah, naik tinggi dari harga Rp23.000 menjadi Rp27.000 perkilogram. Pedagang daging ayam potong di Pasar Tradisional Dasan Agung Mataram, Faridah (35) Sabtu mengatakan, kenaikan harga komoditas tersebut sudah berlangsung sejak dua hari lalu, namun pedagang tidak tahu pasti penyebab kenaikan. "Pedagang tidak tahu pasti apa penyebab melonjaknya harga ayam itu, kami hanya diberitahu peternak kalau harga tebus sudah naik, sehingga pedagang pengecer ikut menaikkan harga jual" ujarnya. Para pedagang pengecer rata-rata menebus ternak ayam potong dalam keadan hidup dari peternak dengan harga Rp17.000/kg naik dari harga sebelumnya Rp12.500/kg. Menurut Faridah, akibat tingginya harga jual daging ayam potong dipasaran menyebabkan permintaan konsumen mengalami penurunan dan berimbas pada berkurangnya omzet para pedagang pengecer. "Dua hari lalu saya bisa menjual daging ayam potong hingga 200 kilogram, tetapi sejak melonjaknya harga jumlah yang laku terjual hanya 50 kilogram sisanya dimasukkan kekulkas supaya tidak rusak saat dijual kembali esok hari," katanya. Rendahnya minat konsumen membeli daging ayam potong memaksa para pedagang membawa daging ayam potong dalam jumlah sedikit, selain itu sejumlah pedagang memilih untuk libur berjualan hingga harga ayam potong kembali normal. Sementara itu, salah seorang peternak ayam potong di Narmada, Lombok Barat, Juani Ahyar (29) mengatakan, kenaikan harga ayam potong lebih disebabkan permintaan konsumen yang cukup tinggi menjelang bulan puasa Ramadan. Kenaikan permintaan tidak sebanding dengan stok ternak ayam siap panen yang dimiliki peternak di Lombok Barat yang menjadi salah satu sentra pensuplai ayam kepedagang pengecer yang ada di Kota Mataram, selain dari peternak setempat. "Satu hari menjelang bulan puasa Ramadan, para pedagang pengecer langganan saya meminta pasokan ayam dalam jumlah banyak melebihi dari hari-hari biasa diluar bulan puasa," ujar alumni Fakultas Peternakan Universitas Mataram itu. Menurut Ahyar, tingginya harga dipasaran memang menguntungkan usaha peternakan ayam potong, namun kondisi itu hanya bisa dinikmati peternak yang kebetulan mempunyai stok ayam siap dipanen pada saat harga tinggi, tetapi kondisi itu biasanya tidak berlangsung lama. "Pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, harga ayam potong dipasaran pada minggu pertama bulan Ramadan biasanya mengalami kenaikan, namun memasuki minggu kedua hingga ketiga harga akan kembali normal selanjutnya minggu keempat menjelang Idul Fitri harga kembali mengalami kenaikan," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008