mahasiswa bisa bantu mengubah perilaku masyarakat karena karhutla penyebab terbesarnya adalah akibat perilaku
Pekanbaru (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan mengalokasikan anggaran untuk mahasiswa Universitas Riau yang akan turun ke lokasi rawan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di Provinsi Riau, untuk membantu sosialisasi kepada masyarakat agar tidak membakar lahan gambut.

Kepala BNPB Doni Monardo di Pekanbaru, Selasa, mengatakan anggaran tersebut akan diberikan untuk program kuliah kerja nyata atau KKN mahasiswa di universitas negeri terbesar di Riau itu.

"BNPB akan menganggarkan bagi mahasiswa yang KKN tahun depan dengan tema pencegahan karhutla. Mahasiswa sosialisasi turun ke lapangan, ingatkan komponen masyarakat di daerah dan harapannya karhutla akan berkurang," kata Doni Monardo usai memberikan kuliah umum di aula kampus FISIP Universitas Riau (UNRI).

Riau adalah salah satu daerah yang setiap tahun sejak 1997 terus mengalami karhutla yang menyebabkan asap. Pada tahun 2019, Riau mengalami status siaga darurat karhutla mulai Februari dan baru berakhir pada 31 September lalu. Berdasarkan data di situs Sipongi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) luas kebakaran lahan gambut di Riau tahun ini lebih dari 75.871 hektare.

Baca juga: Kepala BNPB ajak masyarakat menjaga ekosistem Sungai Citarum

Baca juga: Kepala BNPB serahkan hasil penggalangan dana untuk gempa Maluku


Doni Monardo mengatakan kehadirannya memenuhi undangan mahasiswa dalam acara tersebut karena menilai UNRI adalah perguruan tinggi terbesar di Riau dengan jumlah mahasiswa lebih dari 35 ribu orang. Dengan sumber daya manusia sebanyak itu, lanjutnya, UNRI seharusnya ikut serta dalam kebijakan yang terintegrasi untuk mencari solusi permanen karhutla Riau.

"Solusi (karhutla) harus permanen, maka tidak mungkin hanya dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah saja, harus libatkan masyarakat. Kita akan libatkan UNRI terutama mahasiswanya dalam kaitannya sosialisasi ke masyarakat," ujarnya.

Ia berharap ada konsep dari universitas berkolaborasi dengan perusahaan yang punya kemampuan dalam pencegahan karhutla. Dengan begitu, mahasiswa juga bisa belajar dan bersama-sama membantu dalam upaya pencegahan.

"Saya harap mahasiswa bisa bantu mengubah perilaku masyarakat karena karhutla penyebab terbesarnya adalah akibat perilaku, komponen terbesar karhutla terjadi adalah 99 persen ulah manusia," kata Doni Monardo.

Selain itu, ia juga berharap UNRI lebih banyak melakukan riset untuk mencari pengolahan lahan gambut untuk pertanian tanpa membakar lagi.

"Berapa besar hasil publikasi riset UNRI yang digunakan masyarakat, karena masyarakat tetap bakar lahan," ujarnya.

Pada akhir acara tersebut, Doni Monardo juga menyerahkan piagam penghargaan kepada sejumlah orang yang dinilai berjasa dalam upaya pengurangan risiko bencana dalam penanganan karhutla.

BNPB memberi apresiasi dan penghargaan kepada individu dan atau wartawan yang melakukan kegiatan menjaga, merawat atau memberitakan tentang kegiatan atau kebaikan menjaga dan merawat alam.

Penerimanya antara lain Majidun, seorang petani ananas dari Dusun IV Kayu Agung Provinsi Sumatera Selatan, dan Serda Sutrasno seorang Babinsa sekaligus petani nanas yang tinggal satu dusun dengan Majidun.

Sedangkan dari insan pers penerimanya adalah Irma Tambunan wartawan Kompas di Provinsi Jambi, karena mengungkap pembalakan liar di Jambi lewat pemberitaan. Kemudian Rhama Purnajati, wartawan Kompas di Palembang, karena memberitakan budidaya nanas untuk menyelamatkan gambut dari karhutla di Provinsi Sumatera Selatan.

Baca juga: BNPB: Pemda diwajibkan susun rencana penanggulangan bencana

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019