Surabaya (ANTARA) - Kepolisian Daerah Jawa Timur mengirimkan tim laboratorium forensik guna mengidentifikasi penyebab ambruknya atap SDN Gentong di Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa pagi yang menyebabkan dua orang meninggal dunia dan 11 siswa mengalamai luka-luka.

"Polda Jawa Timur sudah memanggil laboratorium forensik dan sudah berangkat menuju ke Kota Pasuruan guna memeriksa konstruksi dan memeriksa keseluruhan dari pada bangunan-bangunan yang dikerjakan tahun 2017 itu," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Mapolda setempat, Selasa.

Barung mengatakan, atap sekolah di Pasuruan yang ambruk diduga karena konstruksinya yang tidak sesuai prosedur. Polisi mendapat informasi, di bagian atas bangunan sekolah, genting hanya dilapisi dengan seng saja.

"Nanti akan diputuskan setelah hasil yang namanya scientific identifikasi kita bekerja," ucapnya.

Barung menyatakan, nantinya kasus atap SDN Gentong ambruk ini ditangani bersama antara Polresta Pasuruan dan Polda Jatim. Dia memastikan kasus ini mendapat atensi khusus, karena ada korban jiwa.

"Kita ambil alih ini, bersama Polres Pasuruan Kota. Kita akan update terus ini," kata Barung.

Sedikitnya dua orang meninggal dunia, terdiri dari satu siswa dan seorang guru, serta belasan siswa lainnya mengalami luka-luka akibat ambruknya atap di SDN Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa pukul 08.30 WIB.

Baca juga: Polisi Pasuruan olah TKP atap sekolah ambruk

Barung mengungkapkan, gedung sekolah yang ambruk berada di bagian depan terdiri dari empat kelas, yakni kelas 2 A dan B, serta kelas 5 A dan B.

"Hasil identifikasi sementara masih berlangsung, ada 13 orang menjadi korban, 11 luka-luka dan dua orang yang meninggal dunia," kata Barung.

Adapun identitas korban yang meninggal dunia berinisial IA (8) warga Gentong, Kota Pasuruan. Sementara korban meninggal dunia lainnya ialah guru, Silvina Asri (19).

"Nah ini meninggal dikarenakan terkena bangunan itu jelas karena ambruk dari atas," katanya.

Pewarta: Willy Irawan/Didik Kusbiantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019