setiap hari pergerakan pesawat yang mendarat dan terbang dari Bandara Ilaga rata-rata sebanyak 50 kali, sebagian besar dilakukan dari Timika untuk melayani kargo barang maupun penumpang.
Timika (ANTARA) - Aktivitas penerbangan di Bandara Aminggaru Ilaga, Kabupaten Puncak, sudah kembali normal setelah beberapa waktu lalu wilayah itu dilanda teror penembakan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB).

Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara/UPBU Ilaga Herman Sujito di Timika, Selasa, mengatakan setiap hari pergerakan pesawat yang mendarat dan terbang dari Bandara Ilaga rata-rata sebanyak 50 kali, sebagian besar dilakukan dari Timika untuk melayani kargo barang maupun penumpang.

"Kondisi Bandara Ilaga maupun di Kota Ilaga pada umumnya sekarang ini sudah kondusif. Terima kasih kepada aparat keamanan yang sudah bekerja keras menjaga kondisi keamanan di Ilaga sehingga aktivitas penerbangan sudah kembali normal," kata Herman.

Ia mengakui saat terjadi kasus penembakan yang menewaskan dua orang tukang ojek lalu disusul penembakan terhadap seorang penjaga kios di dekat Bandara Aminggaru Ilaga, nyaris tidak ada pesawat yang mau terbang ke kota yang terletak di wilayah pegunungan Papua itu.

"Saat terjadi penembakan terhadap tukang ojek lalu diikuti dengan penembakan penjaga kios, sempat tidak ada pesawat yang masuk ke Ilaga karena pilot-pilot pada takut," katanya.

Menyusul insiden penembakan terhadap tukang ojek dan penjaga kios di Ilaga pada akhir September lalu itu, ratusan warga luar Papua mengungsi ke Timika lantaran takut dengan keselamatan mereka.

Hingga kini sebagian besar warga yang mengungsi dari Ilaga itu belum kembali. Mereka menunggu situasi di ibukota Kabupaten Puncak itu benar-benar pulih.

Kabupaten Puncak merupakan salah satu kabupaten di wilayah pegunungan Papua yang hanya bisa dijangkau dengan moda transportasi udara lantaran akses transportasi darat ke wilayah itu belum tersedia.

Seluruh bahan kebutuhan pokok masyarakat maupun bahan bangunan di Ilaga dan daerah sekitarnya didistribusikan dari Timika maupun dari Nabire menggunakan angkutan udara (pesawat carteran jenis Grand Caravan dan Twin Otter) dengan biaya sewa lebih dari Rp20 juta sekali terbang.

Baca juga: Polda Papua pantau pergerakan KKB Ilaga
 

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019