Tubas, Palestina (ANTARA) - Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh pada Jumat (25/10) mengatakan pemerintahnya akan menerapkan model pemisahan bertahap dari penguasa pendudukan Israel di segala bidang.

Ketika berbicara selama acara perlawanan rakyat di Kamp Pengungsi Al-Far'aa, di dekat Kota Kecil Tubas di Tepi Barat Sungai Jordan, Shtayyeh mengatakan keterlibatannya akan dilandasi atas peningkatan produksi dalam negeri dan dihentikannya semua impor dari Israel. Misalnya, kata Shtayyeh, impor dari negara selain Israel naik sampai 16 persen dalam tujuh bulan terakhir ini.

Baca juga: PM Palestina seru pemerintah Trump agar cabut tindakan atas Palestina

Ia menyatakan Pemerintah Palestina juga menghentikan semua pemindahan medis ke rumah sakit Israel guna mewujudkan pemisahan diri, demikian laporan Kantor Berita Palestina, WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu. Ia mengatakan bahwa pemindahan itu membuat lembaga keuangan Palestina mengeluarkan sebanyak 150,5 juta dolar AS pada 2018.

Baca juga: PM: Palestina akan secara bertahap melepaskan diri dari Israel

"Berbagai upaya yang dilakukan di bidang perlawanan rakyat memperlihatkan bahwa kami memiliki satu peta yang dilandasi atas strategi bilateral: Penguasa pendudukan (Israel) mesti tetap tidak nyaman, dan itu (Israel) harus membayar harga buat pendudukannya", kata Shtayyeh selama acara tersebut.

Baca juga: PM: Palestina takkan terima berlanjutnya status quo

Sumber: WAFA

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019