Saya kira apa yang muncul hari-hari ini, termasuk kehadiran Prabowo, merupakan rekonsiliasi politik yang ingin diciptakan Jokowi untuk stabilitas pemerintahan 5 tahun mendatang
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai Presiden Joko Widodo ingin menciptakan rekonsiliasi politik untuk stabilitas pemerintahan lima tahun mendatang, yaitu dengan menunjuk Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk menjadi menteri.

"Saya kira apa yang muncul hari-hari ini, termasuk kehadiran Prabowo, merupakan rekonsiliasi politik yang ingin diciptakan Jokowi untuk stabilitas pemerintahan 5 tahun mendatang," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa.

Dia menilai meskipun rekonsiliasi sudah tercipta di parlemen, namun kemungkinan ingin diperkuat di kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

Baca juga: Bamsoet: Calon menteri harus bisa jalankan visi-misi Presiden

Bamsoet mengatakan sebenarnya Jokowi memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan komposisi kabinet di periode keduanya, yaitu setelah diumumkan sebagai pemenang Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 pada Juni lalu.

Dia meyakini Presiden telah memiliki kalkulasi politik yang sangat matang untuk menempatkan orang per-orang dalam posisi di kementerian.

"Karena itu kalau saat ini ada sejumlah sosok baru yang diperkenalkan, saya yakin itu berdasarkan kalkulasi politik yang matang untuk mengisi posisi-posisi di kabinet. Kabinet kedepan memang diperlukan kekompakan dan langkah cepat untuk merealisasikan visi-misi dan program Presiden," ujarnya menjelaskan.

Baca juga: Pelantikan presiden, Ketua MPR bercanda dengan Ma'ruf Amin soal celana

Bamsoet menilai masuknya Gerindra di dalam kabinet tidak akan mengurangi mekanisme check and balances, khususnya di parlemen.

Menurut dia, yang dikritik bukan Presiden namun kebijakan dan langkah-langkah yang dibuat para menteri.

"Justru kami berharap para menteri ke depan bekerja lebih keras lagi agar presiden tidak dikritik di parlemen," katanya menegaskan.

Baca juga: Bamsoet: Pemilihan presiden langsung tidak diamandemen

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019