Jakarta (ANTARA) - Dekade boleh berganti, tetapi tren musik tak begitu saja bisa diubah. Memasuki dekade 1990-an, rock era 1980-an yang diwarnai corak heavy metal, glam rock, dan hard rock, masih punya dominasi di belantika.

Nahkodanya, boleh jadi Log Zhelebour lewat festival besutannya atau label rekaman LogIss Records yang dia ampu bersama Iwan Suthadi Sudarta dari Indo Semar Sakti dan Billboard Records.

Baca juga: Histori rock Indonesia, kiprah sang "Dewa Rock"

Meski melecut banyak roster di sepanjang paruh kedua dekade 1980-an, Log dan Iss seolah tak kehabisan formula untuk menaikkan khazanah rock.

Di akhir dekade 1980 misalnya, festival yang digarap Log melahirkan talenta-talenta baru yang jadi sorotan. Power Metal yang menjuarai Festival Rock se-Indonesia V (1989) kemudian merilis debutnya "Power One" (1991) di bawah LogIss Records. Sementara Roxx dari Jakarta yang juara kedua, merilis album pertama pada 1992 bersama Blackboard Records.

Meski tak dirilis LogIss, Roxx lewat megahits "Rock Bergemanya" sudah gandrung sebagai anthem rock remaja dan masuk dalam kompilasi besutan LogIss bertajuk "Kompilasi Festival Rock Log Zhelebour" tahun 1989.

Dalam "Heavy Metal Parents: Identitas Kultural Metalhead Indonesia 90-an", Yuka Dian Narendra menulis kalau "Rock Bergema" dari Roxx adalah lagu bersama untuk anak rock yang belum tergantikan sampai saat ini.

Baca juga: Jejak kaum hawa dalam histori rock Indonesia

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019