Petani belum berani mengolah lahan karena khawatir tanaman tidak mendapat air yang cukup
Temanggung (ANTARA) - Musim kemarau panjang tahun ini berdampak pada mundurnya masa tanam padi di sejumlah daerah di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintanpangan), Kabupaten Temanggung, Harnani Imtikhamdari.

Harnani di Temanggung, Kamis, mengatakan persawahan yang tetap eksis untuk pengolahan lahan di musim kemarau hanya yang mendapat air dari saluran irigasi teknis.

Ia menuturkan meskipun beberapa kali telah turun hujan, di kawasan persawahan irigasi nonteknis dan tadah hujan saat ini belum berani melakukan pengolahan lahan.

"Petani belum berani mengolah lahan karena khawatir tanaman tidak mendapat air yang cukup di masa pertumbuhan, sehingga tanaman mati dan petani merugi," katanya.

Baca juga: Akademisi ingatkan petani persiapkan benih unggul jelang masa tanam

Ia menuturkan berdasar hitungan pada Oktober ini seharusnya sudah mulai tanam, namun pihaknya belum berani sosialisasi. Sosialisasi dan rekomendasi pengolahan lahan baru disampaikan kalau sudah terjadi hujan selama 10 hari berturut-turut.

Persawahan di irigasi teknis, katanya, juga tidak semuanya direkomendasi untuk mengolah lahan, seperti wilayah Kandangan yang masuk irigasi Progopistan, karena ternyata debit airnya menurun dan tidak semua sawah dapat dialiri.

Baca juga: Jelang musim tanam, diserukan penyaluran pupuk harus tepat sasaran

Ia menyampaikan sebenarnya bisa diterapkan irigasi buatan dengan menyedot air dari sungai atau pembuatan sumur dalam.

"Namun berdasar hitungan tidak menutup modal atau petani akan merugi, karena sungai jauh ada di bawah sawah, seperti di Kecamatan Gemawang dan Kandangan," katanya.

Ke depan, katanya pihaknya akan mencoba membuat sumur pantek, seperti yang diterapkan petani di Klaten dan Sragen.

Baca juga: Hadapi MT Oktober-Maret, Petrokimia Gresik pastikan stok pupuk aman

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019