Wellington (ANTARA) - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada Rabu memberi penghargaan dua petugas polisi dalam peristiwa Christchurch.

Mereka diberi penghargaan atas keberanian mempertaruhkan nyawa saat menangkap seorang pria yang dituduh membantai 51 orang di masjid Christchurch Maret lalu.

Seusai penembakan massal terhadap jemaah Muslim di dua masjid, tersangka hendak menuju masjid ketiga ketika petugas berhasil menabrak mobilnya dan meringkusnya.

"Semua petugas takjub bagaimana mereka merespons saat dihadapkan dengan keputusan persekian detik yang mengancam nyawa mereka," kata presiden Persatuan Polisi Selandia Baru, Chris Cahill, melalui pernyataan.

"Dua petugas ini menjawab pertanyaan tersebut melalui respons dengan keberanian luar biasa, yang melindungi banyak orang lainnya dari bahaya."

Warga berkebangsaan Australia Brenton Tarrant, tersangka supremasi kulit putih, mengaku tidak bersalah atas 92 dakwaan dari kasus pembantaian tersebut.

Tindakan petugas tersebut, yang identitasnya diperintahkan pengadilan tak diungkap sambil menunggu persidangan, membantu menyelamatkan banyak nyawa, saat pria bersenjata itu hendak melanjutkan aksi keji lainnya di kota tersebut.

Petugas penerima penghargaan mengaku mereka merupakan bagian dari operasi besar yang berujung penangkapan.

"Dalam menjalankan tugas, kami mewakili seluruh staf Kepolisian di seluruh negara yang menempatkan diri mereka dalam posisi berbahaya setiap harinya," kata keduanya dalam satu pernyataan yang dirilis Kepolisian.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pelaku penembakan brutal Christchurch juga didakwa aksi terorisme
Baca juga: Penyelidikan serangan Christchurch kembali dilaporkan akhir tahun
Baca juga: Selandia Baru buka kembali masjid yang diserang

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019