Kalau penyuluhan hanya dengar tanpa melihat, merasa, meraba maka sering kali tidak tertanam dalam diri,
Jakarta (ANTARA) - Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) Indonesia mendorong perubahan perilaku pemberian makanan untuk mencegah kekerdilan pada anak melalui Program Emotional–Demonstrations (Emo-Demo).

"Emo-Demo menyasar satu perilaku kunci yang kita ubah seperti pemberian ASI eksklusif dan makanan yang tetap dan seimbang," kata Senior Program Manager untuk Maternal Infant and Young Child Nutrition GAIN Indonesia, Agnes Mallipu, dalam diskusi tentang percepatan pencegahan kekerdilan di Hotel Borobudur Jakarta di Jakarta, Rabu malam.

GAIN menawarkan konsep pendampingan masyarakat melalui pendekatan yang interaktif, partisipatif, dan menyenangkan dalam Program Emo-Demo untuk menciptakan perubahan perilaku orang tua atau pengasuh anak mengenai pemberian makanan pada bayi dan anak, di antaranya tentang pemberian ASI eksklusif dan pola pemberian makanan bergizi seimbang.

GAIN Indonesia sedang mengimplementasikan program tersebut di lima kabupaten dan kota di Jawa Timur, di mana program tersebut dilakukan berdasarkan nota kesepakatan antara GAIN Indonesia dan Direktorat Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, yang kemudian diimplementasikan bersama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Timur.

Program Emo-Demo menggugah para orang tua atau pengasuh anak untuk kreatif dalam menjalankan penyiapan makanan yang sesuai asupan gizi yang benar.

Program Emo-Demo di lima kabupaten dan kota di Jawa Timur diadakan sejak 2018 hingga 2020. Penanaman pemahaman dan informasi di antaranya dilakukan melalui permainan, menggunakan sisi emosional, demonstrasi, dan menggunakan alat peraga.

Baca juga: Butuh peran ayah terkait pemenuhan hak anak atas ASI

Sebagai contoh, katanya, di beberapa tempat di lapangan ditemukan norma sosial yang hidup, yakni jika balita tidak diberi susu formula maka ibu dinilai tidak sayang anaknya.

Dengan program Emo-Demo, katanya, maka sisi emosional ibu disentuh sehingga membuka pandangan bahwa ternyata kalau ibu tidak menyusui maka bayinya secara emosional kurang bersentuhan dengan ibu.

Hal itu disampaikan melalui permainan ikatan baik. Dalam praktiknya, ibu diminta untuk bersalaman sesama ibu melalui perantara, seperti pena dan ditanyakan bagaimana perasaannya, maka mereka menjawab merasa tidak nyaman.

Ia menjelaskan rasa tidak nyaman itu juga yang dirasakan anak kalau lewat perantara atau dengan pemberian susu formula sebelum waktunya. Jika diberi ASI eksklusif atau dengan menyusui maka anak akan merasa lebih nyaman.

Selain itu, ibu juga diberikan pemahaman jika bayi diberi makanan tambahan selain ASI eksklusif sebelum usia enam bulan maka perilaku itu dapat memengaruhi kesehatan anak.

"Kalau penyuluhan hanya dengar tanpa melihat, merasa, meraba maka sering kali tidak tertanam dalam diri," ujarnya.

Baca juga: KPPPA: Ibu menyusui perlu dukungan semua pihak

GAIN adalah yayasan yang berbasis di Swiss yang diluncurkan pertama kali di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2002 untuk mengatasi masalah nutrisi.

Program Emo-Demo juga diadopsi oleh 14 kabupaten dan kota di luar wilayah intervensi GAIN di lima kabupaten dan kota di Jawa Timur.

Jawa Timur dipilih sebagai wilayah intervensi Program Emo-Demo sesuai dengan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan, dan dengan pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi terbesar kedua di Indonesia dengan prevalensi kekerdilan tinggi.

Dari Program Emo-Demo yang diterapkan di lima kabupaten dan kota di Jawa Timur, maka GAIN bertujuan antara lain agar angka pemberian ASI eksklusif bisa meningkat, keberanekaragaman makanan meningkat serta jumlah makanan yang setiap hari diberikan kepada anak meningkat sesuai dengan asupan gizi yang seharusnya dikonsumsi anak.

Program pendampingan dari GAIN di lima kabupaten dan kota di Jawa Timur itu mendorong meningkatnya kesadaran ibu dan pengasuh balita dalam pemberian makanan untuk anak, meningkatnya pemberian ASI ekslusif untuk bayi 0–6 bulan, meningkatnya pemberian ASI pada bayi sampai dua tahun, dan meningkatnya konsumsi makanan kaya zat besi.

Program Emo-Demo mendukung upaya pemerintah dalam upaya penurunan prevalensi anak mengalami kekerdilan melalui berbagai program dan modul yang dapat diterapkan di wilayah Indonesia.

Agnes mendorong pemerintah daerah bisa mengadopsi dan mengembangkan Program Emo-Demo di wilayah-wilayah lain karena permintaan dan kebutuhan akan program itu banyak, akan tetapi dana kurang jika hanya GAIN yang melakukan.

Baca juga: Menkes minta dunia usaha buatkan ruang laktasi
Baca juga: Pengentasan masalah kekerdilan perlu kerja sama pemerintah dan masyarakat

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019