Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Kebakaran hutan di lereng Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Kabupaten Malang, Jawa Timur semakin meluas dari 20 hektare menjadi 60,4 hektare sesuai laporan SPTN Wilayah III Resort Ranupani yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Rabu (25/9).

"Berdasarkan informasi yang kami terima, luas kebakaran mencapai 60,4 hektare dan masih dalam proses pemadaman, sehingga luasnya kemungkinan terus bertambah," kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan, Kedaruratan, dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo di Lumajang.

Upaya pemadaman hari keempat kebakaran di jalur pendakian Gunung Semeru yang merupakan kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dilaksanakan di Blok Pusung Gendero, Ayek-ayek, ungup-ungup dan Batu tulis Resort PTN Ranupani.

"Vegetasi yang terbakar yakni semak-semak, krinyu, serasah dan rumput, genggeng, kemlandingan, pakis, akasia, dan cemara. Vegetasi tersebut sangat mudah sekali terbakar saat musim kemarau," tuturnya.

Wawan mengatakan ada empat titik api yang masih belum bisa dikendalikan yang tersebar di beberapa blok tersebut karena pengaruh angin yang sangat kencang, medan yang bertebing dan berbukit, sehingga menyulitkan petugas untuk melakukan pemadaman.

"Kondisi di Pos Ranupani maupun Ranu Kumbolo sudah tidak ada aktifitas pendakian atau steril. Untuk Blok batu tulis dan sekitarnya masih ada titik api dan upaya pemdaman sudah dilakukan oleh petugas gabungan," katanya.

Ia menjelaskan pemberangkatan petugas dari Ranupani menuju lokasi kebakaran sesuai potensi yang tersebut diatas, sehingga tim tetap terbagi menjadi tiga yakni tim pertama menuju dua titik api melewati jalur ayek-ayek.

"Kemudian tim kedua menuju titik api melewati jalur konvensional menuju ke ungup-ungup dan pusung gendero, dan tim ketiga sudah berada di Ranupani melakukan pemdaman di Blok Batu tulis dan sekitarnya," ujarnya.

Teknik pemadaman dilakukan seperti sebelumnya dengan cara mendekati titik api yang bisa dijangkau, kemudian mematikan dengan jetshoter, gepyok atau ranting pohon dan membuat sekat pada medan datar agar tdk meluas.

"Sedangkan pada medan tebing yang terjal dan sulit dijangkau dilakukan pemantauan arah angin karena faktor keselamatan petugas saat melakukan pemadaman tetap kami tekankan pada masing-masing orang," katanya, menambahkan.
Baca juga: Titik api kebakaran di Gunung Semeru bertambah
Baca juga: Kebakaran hutan di Gunung Semeru mengarah ke Blank 75
Baca juga: Pendakian Gunung Semeru ditutup total akibat kebakaran hutan

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019