Kalau berhasil bisa menjadi percontohan daerah lain
Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta melakukan uji coba penanaman padi dengan teknologi Jajar Legowo Super seluas lima hektare di Bulak Wetan Nampan, Kecamatan Galur.

"Hari ini merupakan tanam perdana tanamam padi dengan teknologi baru Jajar Legowo Super yang dikembangkan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman padi," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Senin.

Ia mengatakan ada lima unsur dalam penerapan teknologi Jajar Legowo Super, yakni penggunaan bibit unggul berpotensi tinggi, pupuk hayati, bio komposer, PHT, dan penggunaan alat mesin pertanian teknologi tinggi.

Menurut dia, penerapan teknologi Jajar Legowo Super berdasarkan penelitian BPTP Yogyakarta hasilnya cukup tinggi. Hasil uji coba di Jawa Barat, produktivitas tanaman padi dengan teknologi Jajar Legowo Super bisa mencapai 10 ton per hektare Gabah Kering Panen (GKP).

"Kami berharap teknologi Jajar Legowo Super mampu mendongkrak produktivitas tanaman padi di Kulon Progo yang baru mencapai 6,5 ton per hektare GKP. Jadi potensi peningkatan produktivitas padi masih sangat tinggi," kata Aris.

Aris mengatakan saat ini, luas lahan teknologi Jajar Legowo Super baru seluas lima hektare. Hal ini dikarenakan masih dalam tahap adaptasi teknologi, nanti bila berhasil akan dikembangkan di wilayah lain.

"Saat ini masih adaptasi teknologi, kalau berhasil tentu akan kami kembangkan di lahan yang lebih luas lagi," katanya.

Peneliti Madya BPTP Yogyakarta Alina mengatakan kelebihan teknologi Jajar Legowo Super yakni dengan tanam dua dibanding satu. Sistem ini akan meningkatkan produktivitas tanaman padi secara optimal.

Sistem dua dibanding satu ini membuat tanaman mendapatkan efek cukup cahaya. Kemudian pemberian pupuk hayati dilakukan saat persemaian supaya bibit yang tumbuh dapat menyerap fosfor lebih baik, sehingga meningkatkan ketahanan pangan terhadap hama penyakit.

"Penerapan teknologi Jajar Legowo Super di Kulon Progo baru dilaksanakan tahun ini. Kalau berhasil bisa menjadi percontohan daerah lain," katanya.

Baca juga: Buwas: Mafia beras BPNT untung hingga Rp9 miliar/bulan, ini modusnya

Baca juga: Sejumlah petani di Sigi terpaksa jadi buruh royek, akibat gagal panen


 

Pewarta: Sutarmi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019